Kamis, 31 Desember 2009

“JOHAN (JODOH DALAM TUHAN)” PART-3

XVIII. PENDEKATAN YANG ALKITABIAH
Dalam zaman sekarang ini, kita sering mendengar istilah “pendekatan” yang dilakukan sebelum berpacaran. Istilah ini harus didefinisikan menurut Firman Tuhan. Pendekatan adalah Pengujian terhadap lawan jenis (1Tes5:21TL). Berpacaran adalah pernyataan cinta ilahi kita kepada pasangan yang kita kasihi. Jadi, kita membuktikan kita cinta pada pasangan kita dengan cara berpacaran. Mengapa memakai istilah cinta ilahi?karena cinta yang kita nyatakan adalah cinta ilahi, bukan cinta nafsu atau main-main saja. Jadi, istilah cinta dalam Firman Tuhan tidak sama dengan istilah dunia. Pernikahan adalah peneguhan cinta kita kepada pasangan kita dengan mempersatukan diri menjadi satu (1+1=1) di dalam Tuhan dan tidak bisa diceraikan oleh apapun juga(Mat19:6).

Image Hosted by ImageShack.us


Tahap yang paling awal adalah tahap pengujian, yaitu pendekatan. Jika kita ada perasaan cinta pada lawan jenis, jangan langsung dinyatakan, tetapi ujilah dahulu pasangan kita apakah dia jodoh dari Tuhan atau tidak. Jangan sampai kita salah memilih, sehingga terjadi hal-hal yang merugikan, bahkan terpaksa diputuskan. Pendekatan ini biasanya laki-laki yang mendahului, tetapi pihak perempuan yang didekati juga harus menguji laki-laki yang mendekatinya. Jadi, pendekatan ini dilakukan oleh kedua pihak. Pendekatan yang alkitabiah berbeda dengan pendekatan dunia. Orang dunia menggunakan cara-cara jasmani untuk memikat lawan jenis, seperti: memberikan hadiah, merayu, mulut gombal, dll, bahkan ada yang menggunakan hal-hal jahat, seperti uang, kuasa gelap, dll. Hal-hal ini tidak membuat pengujian menjadi valid karena kita tidak bisa mengetahui isi hati orang yang kita sukai, akhirnya pahit pada waktu berpacaran.
Kasus: ada wanita yang cinta laki-laki, pendekatan hanya sebentar (penulis tidak tahu waktu yang tepat) dengan pendekatan dunia. Akhirnya setelah berpacaran, ternyata laki-laki tersebut adalah laki-laki yang kasar. Akibatnya, pacaran penuh dengan tangisan dan hanya seumur jagung karena sering bertengkar.
Cara pendekatan yang alkitabiah adalah:
a. Mulailah dengan perkara-perkara rohani
Kita harus masuk dalam perkara rohani terlebih dahulu karena hal ini yang paling penting. Jika bagian ini tidak valid, maka jangan diteruskan (2Kor6:14). Kita harus uji apakah orang yang kita kasihi ini benar-benar cinta Tuhan dengan sungguh-sungguh atau hanya main-main. Banyak orang Kristen, tetapi belum tentu ada imanuel di dalam dirinya. Caranya adalah: kita bisa membicarakan tentang hal-hal rohani. Contohnya: memberi sms ayat, setiap kali bertemu selalu ada pembicaraan Firman Tuhan, pelayanan, di ajak ke gereja, dll. Setelah itu, kita melihat responnya. Jika keluar perkataan, misalnya “kamu kok selalu bicara Alkitab, bosan!”, “kok perginya selalu ke gereja, bosan!”, dll. Ini tanda bahwa orang yang kita kasihi tidak tahan diberi perkara-perkara rohani. Kita harus berpikir 2 kali apakah dia jodoh dari Tuhan. waktu pengujian bagian ini juga tidak sebentar, harus ada tenggang waktu untuk melihatnya karena mungkin bisa berpura-pura, iblis saja menyamar menjadi malaikat terang(2Kor11:14). Minta pimpinan Roh Kudus karena Dia akan membawa kepada segala kebenaran (Yoh16:13). Dia akan menyatakan yang tersembunyi (Luk12:3).
Mengapa harus memulai dengan perkara rohani?
• Ini adalah syarat mutlak mengetahui jodoh dalam Tuhan.
Allah pasti memberi jodoh yang terbaik karena Dia adalah Bapa yang baik (Mat7:11). Jadi, orang yang diberikan Allah bagi kita pasti adalah orang yang cinta Tuhan, sehingga menjadi pasangan yang seimbang(2Kor6:14) dan penolong yang sejodoh (Kej2:18).
• Untuk menghindari sakit hati/sedih jika ditolak
Memulai dengan perkara rohani mempunyai 2 keuntungan, yaitu dia menjadi senang dengan kita atau kita menjadi berkat karena membagi-bagi makanan (Mat25:45,46), istilahnya kita menjadi berkat bagi orang yang kita kasihi. Jadi, jika dia menolak cinta kita, maka kita tidak akan sakit hati karena kita masih bisa menjadi berkat, itu sudah CUKUP. Perkara rohani ini bukan PANCINGAN, tetapi ini ALKITABIAH. Pendekatan cara-cara dunia bisa berakhir dengan kesedihan, bahkan kekecewaan karena orang dunia hanya menyalurkan cinta saja, tetapi kita menyalurkan cinta serta berkat Kristus. Jadi, kita tidak akan sakit hati jika ditolak. Kita masih bisa menjadi teman, bahkan masih bisa menyalurkan berkat Kristus walaupun cinta kita ditolak. Ini bedanya dengan pendekatan dunia dengan pendekatan yang alkitabiah.
b. Lanjutkan dengan pencocokan sifat dan karakter
Jika orang yang kita kasihi masih kekanak-kanakan, emosi masih labil, dll, perlu berpikir 2 kali untuk menyatakan cinta. Jadi, pendekatan ini berguna untuk melihat sifat calon pasangan kita secara overall. Kita mempunyai Roh Kudus untuk membuka dan menunjukkan apa yang tersembunyi, sehingga kita tidak sampai salah jalan(Yoh16:13), asalkan kita mau dipimpin Roh. Kita tidak melakukan pendekatan secara buta, hanya memikirkan fisik luar, seperti orang dunia. Kita harus punya mata yang celik, sehingga bisa melihat dengan jelas pimpinan Roh Kudus.
c. Boleh diakhiri dengan perkara-perkara jasmani
Hal jasmani ini biasanya mencakup materi, uang, latar belakang orang tua, dll. Jangan melihat perkara jasmani ini dengan kacamata manusia, tetapi lihatlah dengan kacamata ilahi karena Tuhan tahu persis masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Jika memang yakin jodoh dari Tuhan, terimalah apa adanya tanpa melihat perkara jasmani ini karena kita tidak tahu masa depan, sedangkan Tuhan mengetahuinya(Yer29:11). Kita boleh melihat hal-hal jasmani, tetapi jangan menjadi patokan mutlak dan keharusan. Belajar dipimpin Roh Kudus.
Kasus1: ada orang laki-laki senang dengan perempuan yang kaya, tetapi dia seorang yang tidak kaya. Si perempuan mau menerima apa adanya karena mungkin si perempuan melihat laki-laki ini cinta Tuhan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Setelah menikah, Tuhan nyatakan kemuliaannya, laki-laki ini menjadi orang yang sangat kaya dan mempunyai harta yang banyak.
Kasus2: ada orang laki-laki(A) yang senang dengan perempuan. Dia bukan orang kaya dan dia menggunakan pendekatan dunia untuk memikat si perempuan, yaitu membawa mobil yang menunjukkan seolah-olah dia orang kaya. Ada laki-laki lain(B) yang juga miskin, tetapi tidak berbohong untuk memikat si perempuan. Si perempuan hanya melihat kekayaan saja akhirnya mau berpacaran dengan laki-laki(A). Setelah menikah, barulah tahu kalau laki-laki tersebut membohongi si perempuan, sedangkan laki-laki(B) ternyata menjadi orang sukses dan kaya.
Kasus3: ada laki-laki yang senang dengan perempuan. Dia bukan orang kaya, tetapi si perempuan mau menerima apa adanya karena laki-laki ini cinta Tuhan, bertanggung jawab, dll. Pada waktu menikah, mereka tetap hidup sederhana, tetapi keluarga ini sangat menikmati, penuh kasih, dll karena yang terpenting adalah Yesus, bukan Harta. Keluarga ini tidak pernah berkekurangan, hutang, dll karena Tuhan yang memberkati, bahkan akhirnya pelan-pelan bisa membeli mobil.

XIX. MANAJEMEN PENOLAKAN CINTA
Jika kita disenangi oleh lawan jenis, sedangkan kita tidak menyukainya, maka harus ada hal-hal yang dilakukan untuk menolaknya, yaitu:
- Jangan memberi harapan pada orang yang senang pada kita. Seringkali orang memberi harapan dengan cara masih sering menerima telepon, sering SMSan, memberi perhatian, menganggapi perhatian, dll. Hal ini akan membuat pahit dan menjadi batu sontohan(Rom2:24) pada akhirnya. Lebih baik “sakit” di awalnya daripada “pahit” pada akhirnya. Jika kita memang mau menguji terlebih dahulu, maka berilah batas dalam menganggapi. Ingat!lebih mudah mencabut tunas yang kecil daripada pohon yang besar.
- Tetap berteman dan tetap dapat menjalin kerja sama dalam pelayanan, dll. Jangan dijauhi, tetapi tetap bersikap biasa seperti tidak ada apa-apa.
- Jika dia menyatakan cinta pada kita, sedangkan kita tidak menyukainya, maka kita harus mengatakan dengan jujur dan dengan lembut hati(Ams15:1), minta kata-kata Roh Kudus agar tidak salah bicara dan membuat pecah hubungan pertemanan.

XX. HUBUNGAN PASANGAN DENGAN CALON MERTUA DAN SAUDARA
Dalam membina hubungan berpacaran, bagian ini seringkali diabaikan, sehingga dapat menyebabkan kepahitan pada akhirnya. Hubungan pasangan dengan calon mertua dan calon saudara itu sangat penting untuk mencapai hubungan berpacaran yang harmonis serta pernikahan yang kudus dan damai sejahtera. Pembinaan hubungan ini harus dimulai sejak masa pacaran karena untuk menumbuhkan cinta itu memakan waktu. Jadi, harus ditumbuhkan mulai sejak berpacaran.
Ada 3 bagian nasihat yang bisa kita responi, yaitu:
a. Bagian tentang pengajaran Firman Tuhan dan Keselamatan Mutlak
Bagian ini harus kita saring baik-baik. Jika kita dinasihati untuk mengubah pandangan iman, seperti pindah agama, ikut Ching Bing, dll, maka dengan tegas kita menolaknya walaupun ada resiko tidak direstui. Jangan takut tidak direstui karena Tuhan yang membela(Rom8:31). Hal ini sudah diterangkan pada Johan Part1 bagian II. Lebih baik kehilangan pacar daripada kehilangan keselamatan kekal(Mat16:26).
Jika kita dinasihati dengan pengajaran yang berbeda dengan pengajaran dari gereja kita, maka kita harus terangi dengan Firman Tuhan apakah pengajaran itu benar atau tidak. Tetap pegang pengajaran gereja kita (Rom16:17). Kita juga bisa berdiskusi dengan pemimpin rohani tentang perbedaan pengajaran ini. Jika pengajaran itu benar, maka bisa kita terapkan, tetapi jika pengajarannya salah, maka kita harus menolaknya dengan sharing bersama. Prinsipnya jangan berdebat (1Kor11:16), tetapi sharing. Jika mereka berkeras hati, maka kita juga jangan mengikuti pengajaran mereka walaupun ada resiko-resiko tertentu. Maka dari itu, dalam mencari jodoh, lebih baik keluarga berada dalam satu gereja agar pengajarannya tidak berlainan meskipun hal ini bukan merupakan hal yang mutlak dilakukan.
b. Bagian tentang perkara-perkara rohani
Bagian ini lebih mengarah ke sifat dan karakter. Jika kita dinasihati untuk mengubah sifat kita yang jelek, maka kita harus menurut karena yang bisa melihat kejelekan kita adalah orang lain (Mat7:1-5). Jangan keras hati(Ibr3:15) jika orang lain menegor kita. Itu adalah perkataan Tuhan agar kita berubah menjadi seperti Kristus. Ditegor itu sakit bagi daging, tetapi kita akan semakin dimurnikan menjadi seperti Kristus. Jika tegoran tersebut tidak benar, jangan kita marah, tetap sabar dan ampuni. Anggap saja kita diingatkan untuk tidak melakukan seperti yang dituduhkan. Jadi, apapun nasihatnya, kita terima dengan baik.
c. Bagian tentang perkara-perkara jasmani
Bagian ini lebih mengarah ke hal-hal fisik, seperti cara makan, cara berpakaian, cara bicara, dll. Setiap orang mempunyai pandangan tersediri tentang hal ini. Kita bisa mengikuti hal-hal yang netral ini asalkan tidak melanggar Firman Tuhan. alangkah indahnya jika kita menurut apa kata calon mertua kita karena tidak dosa, sehingga calon mertua kita senang dengan kita. Berusahalah untuk menurutinya dengan pimpinan Roh Kudus, Dia yang akan menyertai dan menolong kita.
Contoh: cara bicara yang sering memakai bahasa jawa ngoko. Sebaiknya kita mengubah untuk menyenangkan calon mertua. Bahasa ngoko tidak berdosa, tetapi jika hal tersebut bisa mendatangkan berkat, mengapa kita tidak melakukannya?
Contohlah paulus yang rela berbuat sesuatu untuk menjadi berkat walaupun sebenarnya tidak salah (1Kor8:13).
Ada nasehat dalam membina hubungan ini, yaitu Seringlah mengunjungi rumah pasangan kita (istilahnya: Apel). Orang yang sudah mengambil komitmen untuk berpacaran harus berani mendatangi rumah pasangannya dengan frekuensi yang teratur, misalnya seminggu 2 kali. Bagi laki-laki, ajaklah pasangan untuk berkunjung ke rumah, selain laki-laki berkunjung ke rumah perempuan. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendekatkan calon mertua dan calon saudara-saudara kepada pasangan kita, sehingga pasangan kita bisa mengetahui sifat masing-masing dan menumbuhkan cinta. Jika ada perasaan tidak senang, maka harus ada komunikasi yang baik. Kita harus aktif bertanya kepada orang tua kita dan saudara kita tentang pasangan kita, kejelekan dan kebaikannya. Demikian juga kita harus aktif bertanya pada pacar kita tentang keluarga kita. Jangan sampai perasaan tidak senang dibiarkan, ini dosa di mata Tuhan. jadi, kita harus membuang perasaan tidak senang ini.
Jika ada ketidaksenangan dari keluarga terhadap pasangan kita, maka kita WAJIB memberitahu kepada pasangan kita dengan pimpinan Roh Kudus dan dengan kasih (1Tim1:5). Kita tidak boleh langsung memarahi atau berkata-kata negatif kepada pasangan kita (1Tim5:22), nanti timbul pertengkaran. Kita sendiri jika mendapat nasehat atau tegoran dari keluarga pacar kita juga harus menerima dengan hati yang terbuka, mau dinasihati dan dibentuk, tetapi tetap pegang prinsip cara respon alkitabiah yang sudah diterangkan di atas. Contoh: saat makan malam, pasangan kita tidak menyilangkan sendok dan garpu setelah dia makan. Keluarga kita menganggap itu tidak sopan. Kita bisa memberitahu pasangan kita, tetapi tidak di depan keluarga agar tidak mempermalukan pasangan kita (Ams15:23). Jika kita yang mendapat tegoran ini, maka sebaiknya kita memperbaikinya karena ini termasuk bagian perkara jasmani yang tidak dosa. Jadi, respon kita harus mau berubah.
Jika ada ketidaksenangan dari pasangan kita terhadap keluarga kita, maka kita WAJIB memberitahu pasangan kita agar menerima apa adanya dan harus mau mengampuni. Kita masih bisa memberitahu keluarga, tetapi dengan pimpinan Roh Kudus agar tidak salah berkata-kata(Luk12:12). Perlu diingat!!Kita jangan menyangkutkan nama pasangan kita, nanti terjadi bisa memunculkan pertengkaran. Contoh: pasangan kita melihat orang tua kita emosinya tinggi. Kita bisa memberitahu mereka dengan membawa nama kita, misalnya “papa kok saya rasa emosinya tinggi ya, ayo diubah pa, Tuhan tidak senang dengan orang yang mudah marah”.
Jika ada ketidaksenangan kita terhadap keluarga pasangan kita, maka kita bisa memberitahu pasangan kita dengan lemah lembut(Ams15:1), minta kata-kata dari Roh Kudus (Luk12:12), dan harus mau mengampuni. Jangan sampai kata-kata kita salah, tetapi sampaikan di waktu yang tepat, di tempat yang tepat dan hanya saat berdua dengan pasangan kita(Ams15:23), sehingga hanya kita dan pasangan kita saja yang tahu(Mat18:15). Diharapkan kita bisa membina hubungan dengan keluarga pasangan kita dengan baik dan harmonis, sehingga saat menikah sudah tidak terlalu banyak konflik. Kita harus mau mengampuni kekurangan keluarga pasangan kita.

XXI. PERSIAPAN SEBELUM PERNIKAHAN
Seperti yang sudah sering dikatakan sebelumnya, pacaran itu tujuannya adalah menikah. Jadi, kita harus berpikir persiapan pernikahan sejak kita mulai menyatakan cinta kita kepada pasangan kita. Bagi laki-laki, hal ini menjadi tanggung jawab yang besar daripada perempuan walaupun perempuan tetap juga harus membantu laki-laki dalam mempersiapkan pernikahan karena perempuan diciptakan sebagai penolong yang sejodoh (Kej2:18TL). Maka dari itu, pacaran bukan ajang main-main, tetapi banyak hal yang harus dipikirkan mulai hari pertama berpacaran. Adapun persiapan yang harus dilakukan adalah:
a. Persiapan Jasmani ==> Manajemen uang (Ams24:27)
Persiapan jasmani ini menjadi pemikiran yang cukup serius, tetapi tetap dahulukan kerajaan Allah dan kebenarannya, maka kita tidak perlu kuatir akan hal ini karena Tuhan akan memelihara kita (mat6:25-34). Kita memerlukan manajemen uang untuk mempersiapkan pernikahan. Prinsipnya di Lukas 14:28, yaitu harus ada perhitungan yang jelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen uang, yaitu:
- Harus bisa berpada (1Tim6:8TL)
Kita harus bisa mencukupkan diri dengan apa yang ada. Jangan bertuhankan perut(Fil3:19) atau terikat dengan dunia ini, seperti fashion, mobil, trend, dll (1Kor7:31). Orang yang tidak bisa berpada, maka tidak bisa melakukan manajemen uang dengan baik. Ada uang, langsung dihabiskan. Kita yang sudah berpacaran, harus berpikir panjang. Kita sudah tidak boleh berpikir seperti orang yang masih bujang. Jika ada uang lebih, memuaskan keinginan masih tidak apa-apa, tetapi jika uang sudah cukup, jangan mengambil uang tabungan, sehingga tidak ada yang ditabung. Selain itu, jangan ingin pernikahan mewah jika memang uang tidak cukup, bahkan tidak pestapun tidak masalah jika memang sangat terpaksa tidak ada uang untuk pesta. Jangan sampai kita menikah dengan berhutang, Ini bukan berpada.
- Tidak perlu kuatir (Mat6:34)
Jangan kuatir jika gaji kita masih sedikit. Tuhan sanggup melipatgandakan asal kita mendahulukan Tuhan(Mat6:33). Banyak orang kuatir bahwa mereka akan kesulitan untuk menikah karena gajinya yang sedikit. Tuhan tahu waktu yang tepat dimana kita bisa menikah karena Tuhan menghitung rambut di kepala kita dengan teliti(Mat10:30). Pokoknya kita harus bekerja dengan keras dan tanggung jawb, nanti jika sudah waktunya tiba, maka segala persiapan akan Tuhan cukupi(Rom8:32). Orang yang kuatir itu tidak percaya kuasa Allah, sehingga pekerjaan Allah tidak bisa nampak.
- Dipimpin Roh (Yoh14:17,26, Yoh16:13,15, Gal5:25)
Roh Kudus adalah manajer keuangan yang sempurna. Jika kita dituntun olehNya, maka keuangan kita akan dibuat efektif dan efisien. Barang-barang yang tidak berguna untuk dibeli, Roh Kudus bisa ingatkan, sehingga tidak salah membeli. Disamping itu, Roh Kudus bisa menunjukkan sumber-sumber yang bisa menghasilkan uang (pekerjaan yang tepat, proyek-proyek yang tepat, dll). Oleh karena itu, belajar taat dan dipimpin Roh Kudus, Dialah Allah pribadi yang menyertai kita.

Rumus yang dipakai dalam manajemen uang:
Image Hosted by ImageShack.us
untuk menghitung nilai masa depan dari masa sekarang (Rumus 1.1)
Keterangan:
F = nilai uang di akhir periode ke-n
P = nilai mata uang sekarang
n = jumlah periode
i = tingkat suku bunga

Image Hosted by ImageShack.us
untuk menghitung tabungan tiap periode jika menginginkan suatu nilai di masa depan (Rumus 1.2)
Keterangan:
A = nilai uang yang harus ditabung pada tiap periode sampai periode ke-n
F = nilai uang di akhir periode ke-n

Langkah-langkah manajemen uang:
1. Tentukan semua biaya pernikahan yang akan dikeluarkan dengan menggunakan patokan harga saat ini.
Hal ini harus ada perhitungan yang jelas dan teliti agar didapatkan suatu nilai yang tepat, sehingga bisa direncanakan kapan waktu yang tepat untuk menikah. Biaya pernikahan meliputi:
- Biaya lamaran (hal ini bisa dihitung secara terpisah dengan langkah-langkah ini)
- Biaya pesta pernikahan (ini termasuk mungkin biaya Event Organizer, tukang foto, kartu undangan, tart, gedung, dll)
Ada orang yang ingin pesta besar-besaran, tetapi ada yang ingin sederhana saja, bahkan tidak perlu pesta, hanya catatan sipil dan pemberkatan di gereja saja.
- Biaya baju pengantin/kebutuhan sandang (ini juga termasuk mungkin biaya sewa mobil, baju, sepatu, dll)
Ada orang yang ingin pakaian pernikahannya mewah, tetapi ada yang sederhana.
- Biaya rumah/kebutuhan papan.
Ada orang yang ingin kontrak, ada yang ingin mencicil rumah dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah), ada yang ikut orang tua.
Jika kontrak, maka dimasukkan biaya sewa tiap bulan selama ±3 bulan. Jika Kredit, maka dimasukkan biaya cicilan selama ±3 bulan. Kita harus memasukkan biaya sewa/kredit selama ±3 bulan untuk berjaga-jaga agar mempunyai cadangan uang jika terjadi apa-apa diawal pernikahan, misalnya biaya rumah tangga yang membengkak, dll. Jika membeli tunai, maka langsung dimasukkan total harga rumah. Prinsipnya tetap jangan kuatir, tetapi ini hanya berjaga-jaga sesuai kapasitas kita. Tuhan memberi kita otak untuk berpikir. Kita bisa bertanya Tuhan tentang berapa bulan kita harus menyimpan uang rumah ini karena Dia tahu ukuran yang tepat, tidak meleset sedikitpun.
- Kebutuhan pangan saat menjadi suami istri
Ini harus diperhatikan, mungkin minimal ±6 bulan ke depan sudah ada simpanan uang untuk berjaga-jaga. Prinsipnya sama dengan kebutuhan papan.
2. Tentukan total gaji, baik itu pihak laki-laki, maupun pihak perempuan. Jika laki-laki mau membiayai semuanya, maka tidak perlu disertakan gaji dari pihak perempuan. Gaji tersebut harus disisihkan setiap bulan menjadi tabungan aktual Hal ini dilakukan untuk membandingkan dengan tabungan harapan.
Ini menjadi ukuran mutlak dalam persiapan pernikahan. Oleh karena itu, saat pertama kali berpacaran, kita harus dapat mengelola uang dengan baik agar tidak berat di akhirnya.
3. Pakai rumus 1.1 untuk menghitung total pengeluaran di masa yang akan datang.
Simbol i diisi dengan tingkat inflasi (asumsi inflasi tidak berubah dari waktu ke waktu)
Simbol n diisi lama berpacaran sampai waktu mau menikah
Simbol P diisi dengan nilai pada langkah ke-1
4. Pakai rumus 1.2 untuk menghitung besar uang yang minimal seharusnya ditabung pada tiap tahunnya (tabungan harapan tiap tahun)
5. Pakai rumus 1.2 untuk menghitung besar uang yang minimal seharusnya ditabung pada tiap bulannya (tabungan harapan tiap bulan)
6. Membandingkan tabungan aktual pada langkah ke-2 dengan tabungan harapan pada langkah ke-5.
Jika terjadi perbedaan, maka waktu pernikahannya bisa diundur atau dimajukan, sehingga terjadi kecocokan dalam tabungan aktual dengan tabungan harapan. Kita bisa memainkan nilai n untuk membuat keputusan.

Contoh:
1. Total Pengeluaran
Kualitas pesta
Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us

Keterangan: harga-harga di atas adalah perkiraan saja.
2. Total tabungan/bulan aktual
Total gaji/bulan laki-laki= Rp2.500.000
Total gaji/bulan perempuan= Rp 2.500.000
Total pendapatan=Rp5.000.000
Total yang di tabung masing-masing Rp1.750.000, jadi total keduanya Rp3.500.000
*Asumsi suami istri bekerja dengan gaji yang diasumsikan juga sama.

3. Jika kita ingin menikah 6 tahun lagi, maka kita memerlukan uang sebesar
Asumsi tingkat inflasi 8%/tahun tidak berubah.
Image Hosted by ImageShack.us
= Rp194.233.418
4. Uang yang harus ditabung tiap tahunnya adalah Image Hosted by ImageShack.us
= Rp23.934.553
*Asumsi Suku bunga bank ±12% / tahun

5. Uang yang harus ditabung tiap bulannya adalah Image Hosted by ImageShack.us
=Rp1.887.211
*Suku bunga bank ±12% / tahun = 1% / bulan

6. Perbandingan tabungan aktual dengan tabungan harapan masih lebih besar tabungan aktual, maka kita layak menikah 6 tahun lagi sejak memutuskan untuk berpacaran. Rp3.500.000 > Rp1.887.211

Kita tentu menyadari bahwa ini tidak bisa dilakukan dengan mulus seperti perhitungan di atas kertas, pasti terjadi fluktuasi, apalagi jika pemasukan kita tidak tetap, tetapi hal ini bisa menjadi patokan kita dalam mempersiapkan pernikahan.

b. Persiapan Rohani
Hal ini juga menjadi hal yang sama pentingnya, bahkan ini menjadi kunci kesiapan pernikahan. Bagi Tuhan, uang dalam pernikahan tidak sulit sama sekali. Dia sanggup memberi dengan seketika. Contohnya Israel waktu keluar dari tanah mesir. Saat mereka sudah siap, maka kebutuhan jasmani (emas, perak, dll) diberi Tuhan seketika dengan sangat banyaknya (Kel12:35,36) walaupun tetap kita harus bekerja keras dan tidak boleh malas (1Tes3:10). Hal-hal apa yang harus dipersiapkan dari segi-segi rohani:
- Siap menjadi 1+1 = 1
Ini pokok yang penting, yaitu kemauan dan kesiapan menjadi satu dan tidak boleh dipisahkan oleh apapun(Mat19:6). Ini berarti bahwa suami menjadi kepala dan istri menjadi tubuh(Ef5:23). Jadi, istri harus mau tunduk dan hormat pada suami(Ef5:22), sedangkan suami harus mengasihi istri seperti mengasihi tubuhnya sendiri(Ef5:25,28,29). Segala harta, dll termasuk orang tua harus menjadi satu. Orang tua laki-laki juga adalah orang tua perempuan, begitu juga sebaliknya. Jadi, harus ada cinta seperti mencintai orang tua sendiri sebagaimanapun jeleknya orang tua pasangan kita.
- Siap menjadi Bapak dan Ibu
Orang yang sudah menikah harus siap menjadi bapak atau ibu jika dikaruniai anak. Mereka bertanggung jawab untuk mendidik anak agar menjadi suatu keturunan ilahi(Mal2:15), yaitu anak-anak yang cinta Tuhan, sehingga menjadi penghuni sorga. Jangan seperti ahli taurat yang mencari pengikut, tetapi dijadikan penghuni neraka yang dua kali lebih jahat dari dirinya (Mat23:15). Tuhan akan hukum orang tua yang tidak bertanggung jawab, seperti imam eli(1Sam2:29-30).
- Kematangan karakter dan tabiat, seperti tanggung jawab, disiplin, rajin, dll.
Sifat-sifat Kristus harus kita matangkan agar pernikahan menjadi kesukaan, bukan lembah air mata. Jika kerohanian sudah matang, maka masalah apapun yang menghantam bahtera pernikahan, maka kita akan bisa mengatasinya dengan baik bersama Tuhan, tidak akan sampai merusak pernikahan sebagai akibat tabiat kita yang tidak baik. Memang mungkin tidak bisa sempurna, tetapi kita berusaha untuk menjadi seperti Kristus. Laki-laki harus memiliki rohani yang matang agar menjadi berkat dalam Rumah tangga(Maz128:1-6). Demikian juga perempuan harus memiliki rohani yang matang juga, seperti setia, rajin, tunduk, mulutnya baik, dll agar menjadi berkat bagi keluarganya (Ams31:10-31). Kita bisa berbicara berdua tentang hal ini. Jika memang kita berdua merasa sudah matang secara rohani, maka kita bisa siap menikah. Hanya kita yang bisa merasakan kematangan ini. Roh Kudus akan menuntun kita. Jadi, belajar taat dipimpin Roh Kudus(Gal5:25).

XXII. KESIMPULAN
Pernikahan yang Kudus dimulai dari pacaran yang kudus. Pacaran yang kudus dimulai dari pendekatan yang kudus. Pendekatan yang kudus dimulai dari pertemanan yang kudus. Pertemanan yang kudus dimulai dari hidup yang kudus. Jangan pernah meremehkan hidup yang kudus. Seringkali orang berpikir bahwa nanti jika sudah menikah baru hidup kudus, orang itu akan terlambat, pernikahannyapun tidak akan kudus. Jangan terburu-buru mencari jodoh, tetapi milikilah hidup yang indah dan berkenan dengan Tuhan, maka Jodoh dalam Tuhan akan kita dapatkan(Maz1:1-3). Tuhan memberkati.


Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
1Korintus 2:9

Selasa, 22 Desember 2009

PELAYANAN JIWA-JIWA PRIORITAS HIDUP NOMOR 2

I. Pelayanan Jiwa-jiwa = Pelayanan Kasih
Pelayanan jiwa-jiwa disingkat PJ adalah prinsip dari segala pelayanan. Hal ini dapat di lihat di 2Korintus 8:5 dan Matius 22:37-40. Tuhan melihat manusia sebagai sesuatu yang sangat berharga (Maz8:5-7), bahkan lebih berharga dari hidupNya (Yoh3:16, Mat20:28). Alkitab, dunia diciptakan karena kecintaan Tuhan akan manusia. Itulah yang ingin Dia salurkan pada kita anak-anakNya. Tanpa KASIH, orang tidak akan bisa melakukan pelayanan jiwa-jiwa.
Pelayanan jiwa-jiwa itu mengacu pada 3 angka kedatangan Tuhan, yaitu:
1. Seluruh dunia mendengar injil genap (Matius24:14) ==> bersaksi
2. Jumlah yang selamat genap (Roma11:25TL) ==> Memenangkan jiwa
3. 144.000 jumlah orang yang sempurna genap (Wahyu14:1) ==> Membimbing Jiwa-jiwa
Pelayanan jiwa-jiwa ini sangat mudah, tinggal mengerjakan 3 angka di atas. Tuhan yang Maha Kuasa akan selalu menyertai kita (Mat28:18-20). Tuhan hanya mau kerja sama dengan orang yang melakukan pelayanan jiwa-jiwa. Fasilitas apapun akan diberikan asal untuk melakukan pelayanan jiwa-jiwa. Hanya pelayanan jiwa-jiwa yang dihitung pahalanya dan akan mengikut sampai ke sorga.
Segala pelayanan harus dijadikan pelayanan jiwa-jiwa, misalnya: Usher, Musik, Singer, songleader, Doa, dll jika mau dihitung Tuhan sebagai pahala, jika tidak, maka pelayanan kita tidak diperkenan Tuhan (INGAT Mat7:21-23). Pelayanan jiwa sekecil apapun pasti Tuhan catat (Mat10:42). Jadi, sangat mudah sekali jika kita mau (Yes6:8). Jangan rajin ke gereja, tetapi tidak masuk ke sorga, sia-sialah semua jerih payah kita.
Pelayanan jiwa ini akan menumbuhkan kita semakin seperti Kristus karena prinsip dasarnya adalah kasih. Dengan pelayanan jiwa ini, hidup kita akan semakin berarti dan kerohanian tumbuh dengan baik karena tidak mungkin 3 angka bisa dikerjakan jika hidup kita tidak benar (Rom2:24). Jadi, jika kita rindu melakukan pelayanan jiwa ini, maka rohani kita akan tumbuh dengan cepat. Tuhan yang akan memberi kita kekuatan (Fil4:13).
Contoh pelayanan jiwa: anu seorang Worship leader. Sebelum pelayanan dia bersaksi atas berkat Tuhan, bahkan dia berhasil memenangkan jiwa dan dia suka menolong, menasihati, ramah pada teman-temannya. Dia juga mempersiapkan pelayanannya dengan sungguh-sungguh, seperti berdoa, baca Alkitab, jaga kekudusan,dll. Alhasil, pelayanannya menjadi berkat. Sesudahnyapun dia masih melakukan hal-hal di atas. Inilah pelayanan Worship leader yang dijadikan pelayanan jiwa-jiwa. Allah tidak menghitung banyak pelayanan kita, tetapi Dia menghitung banyak pelayanan yang diubah jadi PJ.
Seringkali kita berdoa meminta urapan Tuhan, tetapi Tuhan akan bertanya kembali “buat apa urapan yang AKU berikan nanti?” Tuhan akan memberikan urapan, fasilitas pada kita jika kita menyertakan tujuan kita meminta hal tersebut yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ilustrasi: anak dengan ayahnya pergi jalan-jalan. Anak meminta uang pada ayahnya, dia hanya meminta uang tanpa menyertakan tujuan dia meminta. Ayahnya pasti berkata “ nak, buat apa kamu minta uang?ayah pasti akan memberi uang padamu, tetapi buat apa?”. Anak menjawab ayahnya bahwa dia minta uang untuk membeli pistol polisi. Otomatis ayahnya tidak akan memberi uang pada anaknya karena permintaannya tidak sesuai dengan kehendak ayahnya. Jika anak meminta uang untuk membeli baju, buku pelajaran, dll. Ayahnya PASTI akan memberikan uang pada anaknya karena permintaannya untuk kebutuhan anaknya dan sesuai dengan kehendak ayahnya. Demikian juga Tuhan, jika kita meminta urapan, dll tanpa ada tujuan yang jelas, maka DIA tidak akan memberikan pada kita. Jika kita minta urapan, dll untuk pelayanan jiwa-jiwa, PASTI TUHAN MEMBERI urapan, dll dengan tanpa batas. Ingat! Tuhan mengetahui hati dan pikiran kita. Jika kita meminta urapan untuk pelayanan jiwa hanya dimulut saja, tanpa ada perbuatan nyata, maka DIA juga tidak akan memberikannya.

II. Prioritas Hidup Nomor 2
Ayat 2korintus8:5 tidak menyebut “...pertama-tama kepada Allah, kemudian Keluarga, karir, jodoh, dll”, hukum yang keduapun juga bukan keluarga, karir, dll. Semuanya mengarah pada jiwa-jiwa. Maka dari itu, Tuhan ingin prioritas no-1 adalah DIA dan prioritas no-2 adalah JIWA-JIWA. Banyak orang yang undur, rohani tidak tumbuh, tidak berbuah, dll karena prioritasnya yang salah. Jadikan pelayanan jiwa-jiwa sebagai prioritas hidup kita yang kedua, maka sudah dipastikan kita akan sampai di sorga dan sangat mulia di sana.

III. Kesimpulan
Orang yang mencintai Tuhan dan mau menuruti perintahNya pasti orang tersebut akan mencintai jiwa-jiwa dengan melakukan pelayanan jiwa-jiwa (1Yoh5:2). Jika pelayanan kita tidak diubah menjadi pelayanan jiwa-jiwa, maka pelayanan kita akan sia-sia dan tidak ada pahalanya. Tuhan akan mem-filter setiap hidup kita, jika apa yang kita lakukan sia-sia, maka tidak akan dihitung, malah harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman (Mat12:36).


TIPS MENGELOLA WAKTU 15 MENIT DALAM PERSEKUTUAN KELOMPOK KECIL

I. PRINSIP
Dalam memimpin kelompok kecil, kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri, seperti kemampuan bicara, pernah ikut organisasi OSIS, HIMA, BEM, jadi public relation, dll. Prinsip mempimpin KK sangat jauh berbeda dari mempimpin organisasi dunia karena organisasi dunia hanya memimpin apa yang nampak secara luar, yaitu perkara-perkara jasmani saja, tetapi pemimpin kelompok kecil itu memimpin lebih ke perkara-perkara rohani. Kemampuan jasmani hanya memiliki sedikit faedah (1Tim4:8) karena kemampuan jasmani tidak bisa masuk ke perkara rohani (1Kor2:14,15), sedangkan kemampuan rohani bisa masuk ke perkara rohani juga jasmani.
Kita tidak hanya mempimpin manusia, tetapi juga perang melawan penguasa jahat di udara(ef6:12). Jadi, kita mutlak perlu kuasa Allah untuk dapat mengelola persekutuan KK. Jika tidak, maka jiwa-jiwa tidak akan mengerti, bahkan akan TERTUTUP pada kita. Mereka akan bosan, dll. jikalaupun mereka senang, mungkin kita pintar bergurau, dll, tetapi mereka tidak mendapat kepuasan jiwa, hanya senang secara lahiriah, kepuasan batinnya tidak ada, masalah mereka tetap ada. Jadi, kita harus memakai kuasa Allah dalam menangani kelompok kecil.
Dalam persekutuan, kita bukan seorang PENCARI BERITA, tetapi seorang DOKTER untuk membantu mengobati masalah jiwa-jiwa. Jadi, DILARANG:
a. Memaksa ingin tahu keadaan jiwa-jiwa. Jika mereka tidak mau cerita, jangan dipaksa. Cukup Doakan saja. Roh Kudus tahu persis masalah jiwa-jiwa (Rom8:26). Jadi, Dia yang bekerja, bukan kita dan kita akan melihat kemuliaan Allah dinyatakan.
b. Mewartaberitakan ke orang lain (ams25:9). Kita harus bisa menjaga rahasia jiwa-jiwa. Jika mereka yang ingin membukanya, maka itu terserah mereka, tetapi kita tidak menceritakan ke orang lain. Jika kita ingin masalah orang itu sebagai contoh, maka harus memakai nama samaran yang benar-benar tidak ada yang tahu, jangan mendekati keaslian namanya, sehingga orang lain dapat menebaknya. Dosa besar dan itu dapat menjadi batu sandungan bagi orang itu, sehingga mereka kecewa dan marah pada kita (ams25:10).

II. Bagaimana teknik bicara itu dilatih?
Hal ini sangat mudah, yaitu dengan ROH KUDUS karena DIA yang akan memberi kata-kata pada kita (Mark13:11, luk11:12), sehingga kata-kata kita tepat sasaran
Mengapa ada orang yang tidak bisa bicara? Ada beberapa sebab, yaitu:
a. Ada Dosa. Kara-kata Roh Kudus tidak bisa kita dengar jika ada dosa (yes59:1-2), sehingga membuat kita bingung mau bicara apa, atau membuat kita tegang, asal bicara, dll.
b. Tidak mengerti (hos4:6, mark12:24). Orang yang bodoh atau tidak mengerti bahwa Roh Kudus sanggup memberi kata-kata pasti akan bingung mau berkata apa. Jadi, pergunakan Roh Kudus untuk bicara. Jangan pakai kekuatan sendiri, pasti gagal. Jikalaupun berhasil, itu hanya secara lahiriah, secara rohani tidak berdampak apa-apa.
c. Kurang persiapan. Orang yang kurang persiapan pasti tidak bisa berbicara dengan baik. Persiapan harus matang. Catat apa yang mau kita sampaikan selama 15 menit. Cek waktunya, apakah lebih atau kurang. Jika persiapan matang, maka kita tampil pasti akan jadi baik, tetapi tetap harap Roh Kudus, berdoa, jika perlu puasa.
Kepelatihan secara dunia itu hanya berfaedah sedikit (1tim4:8). Roh Kudus yang menjadi kuncinya. Buktinya adalah petrus orang yang tidak terpelajar, tetapi bisa berbicara dan 3000 jiwa selamat (Kis4:13). Jadi, tanpa perlu belajar teknik bicara duniapun kita bisa membuat perkara yang DAHSYAT jika ada Roh Kudus. Teknik dunia yang baik tidak salah, tetapi jangan dijadikan pegangan atau tumpuan kita, Roh Kudus kuncinya.

III. Isi selama 15 Menit
Kita harus memasukkan perkara-perkara rohani dalam waktu 15 menit. Hal ini memang cukup sulit. Oleh karena itu, kita perlu dipimpin Roh agar kita bisa bicara efektif dan efisien, sehingga jiwa-jiwa diberkati. Dibawah ini adalah contoh isi persekutuan KK secara garis besar, kita harus menambahinya sesuai pimpinan Roh Kudus.
a. Beri kata-kata dari Allah. Mungkin waktu kita ALPET atau berdoa, terkadang Tuhan bicara agar kita sampaikan ke jiwa-jiwa. Porsi ini jangan terlalu banyak karena persekutuan ini tujuannya adalah jiwa-jiwa bisa terbuka pada kita, sehingga kita bisa membantu menumbuhkan kerohanian mereka. Seiring kali Tuhan juga beri marifat, sehingga kita tahu masalah mereka tanpa mereka cerita. Hal ini tetap harus dijaga, kita harus punya kesabaran ilahi. Jika Tuhan belum suruh beritahu, jangan beritahu. Tindakan kita harus tepat sesuai pimpinan Roh Kudus, seperti Tuhan Yesus (Yoh8:1-11).
b. Beri kesempatan untuk mereka bertanya Firman Tuhan, kesaksian hidup, menceritakan masalah, dll. kita harus suka Firman Tuhan agar bisa menjawab dengan benar. Jika kita tidak tahu jawabannya, jangan asal menjawab, tetapi tanyakan ke pimpinan yang di atas kita.
c. Beri kesempatan untuk mereka minta bantuan doa.
d. Kita bisa berdoa dengan bergandengan tangan (tidak mutlak).
e. Dalam berdoa, kita bisa ambil alih seluruh doa, tetapi bisa juga dengan saling mendoakan.
f. Informasi-informasi dari gereja, seperti dorongan untuk cari jiwa di natal, camp, KKR, dll. Jadi, persekutuan ini bisa memasukkan program-program gereja dengan lebih efektif karena ruang lingkupnya kecil. Jika mereka ada ide atau tidak setuju, maka kita bisa sharing bersama untuk pertumbuhan gereja.
g. Ice breaker (tidak mutlak, hanya tambahan). Hal ini porsinya harus sangat kecil, tetap lebih pentig 6 poin di atas.

IV. Penutup
Setiap orang bisa mengelola persekutuan KK yang hanya 15 menit dengan bantuan mutlak Roh Kudus, bukan sesuatu dari dunia. Seringkali setiap orang akan berbeda dalam berbicara karena Roh Kudus itu seperti angin, Dia akan memimpin ke hal-hal yang kita tidak sangka (Yoh3:8). Jadi, kita harus belajar dipimpin Roh. Milikilah kesaksian hidup yang baik agar kita tidak menjadi batu sontohan (rom2:24). Selamat mencoba. Tuhan memberkati.

Jumat, 18 Desember 2009

PERTUMBUHAN HIPERBOLIK

I. Apa itu pertumbuhan Hiperbolik
Hiperbolik adalah suatu bentuk polynomial berpangkat tiga (x^3). Bentuk ini memiliki kurva yang lebih lengkung daripada bentuk kuadratik. Tuhan sangat merindukan percepatan pertumbuhan seperti ini. Apa saudara mau?(renungkanlah). Tuhan sanggup membuat percepatan pertumbuhan hiperbolik karena Tuhan Yesus telah mengalaminya hanya dalam 33.5 tahun dapat menjadi sempurna. Dia memberi teladan bagi kita agar kita berbuat seperti yang Dia perbuat (Yohanes 13:15). Saat ini fasilitas yang Tuhan sediakan sangat limpah, pembukaan Firman Tuhan dan Roh Kudus dicurahkan dengan luar biasa. Maka dari itu, Tuhan Yesus berani merekomendasikan bahwa kita akan sanggup berbuat lebih dahsyat dari Dia (Yoh14:12). Jadi, tidak sulit melakukan pertumbuhan hiperbolik.
Contoh: jika dalam 3 bulan tumbuh 1 sifat Kristus, maka dalam 1 tahun ada 4kali pertumbuhan, berarti 4^3=64 sifat tumbuh. Jika dalam 3 tahun, berarti 12^3=1728 sifat tumbuh. Andaikata 2 bulanan tumbuh 1 sifat, maka bayangkan sendiri percepatannya! Oleh karena itu, minggu ke-70 daniel 3.5 tahun pertama banyak orang tumbuh sangat cepat, bahkan jadi sempurna karena pertumbuhan hiperbolik ini. Rindukan pertumbuhan sampai level hiperbolik ini.


Gambar Grafik Hiperbolik


Gambar Grafik Kuadratik


Gambar Grafik Linear


Gambar Grafik Menurun

II. Daud Melakukan Pertumbuhan Hiperbolik
Daud adalah seorang yang paling berkenan di hati Tuhan (Kis13:22). Sejak kecil pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dia diurapi menjadi raja waktu masih sangat muda. Daud adalah satu-satunya raja yang selalu bertanya-tanya pada Tuhan secara langsung dan Tuhan menjawabnya (1Sam23:2). Hal ini dapat dilakukan oleh orang yang pertumbuhan rohaninya sangat tinggi karena waktu masih kanak-kanak, seseorang cenderung berontak dan tidak mau diatur, tetapi setelah dewasa, seseorang akan diikat dan mau dibawa Roh Kudus ke tempat yang mungkin tidak dikehendakinya (Yoh21:18). Apa rahasianya? Gembala Kecil.

III. Gembala Kecil
1Sam17:28(KJV) mengatakan bahwa daud menggembalakan domba yang sedikit jumlahnya. Hal ini berarti daud menjadi gembala kecil. Bukan gembala besar. Gembala besar adalah sebuah jabatan dari Tuhan(Ef4:11), tetapi gembala kecil bisa dan harus dilakukan oelh siapa saja, malah jabatan gembala besar (atau yang lain) lahir dari gembala kecil. Tugasnya hanya menjadi berkat lewat kesaksian hidup, menasihati, mendidik, mendoakan jiwa-jiwa sampai mereka tumbuh menjadi seperti Kristus.

IV. Mengapa Gembala Kecil adalah kunci Pertumbuhan Hiperbolik
Daud sudah biasa berperang melawan singa dan beruang(1Sam17:34,35). Jadi, daud dilatih Tuhan untuk berperang melawan goliat dari gembala kecil (Maz18:34, 144:1). Gembala kecil ini membentuk pertumbuhan karakter yang cepat karena akan ada banyak gesekan antara gembala dan domba. Sifat domba yang jelek itu menggesek sifat gembala, sehingga gembala akan semakin murni. Jadi, dia bisa membimbing dan menumbuhkan domba-dombanya. Misalnya, domba memiliki sifat pemarah. Sifat ini akan menggesek gembala untuk menjadi orang sabar, sehingga dia bisa menolong dombanya karena gembala yang baik harus dapat menjadi teladan bagi domba-dombanya (1Kor11:1). Jadi, Firman Tuhan seperti pedang bermata dua (Ibr4:12) akan memurnikan sifat domba maupun gembalanya. Ini prinsip dalam gembala kecil.

V. Keuntungan Pertumbuhan Hiperbolik
a. Terjadi kelimpahan rohani dan jasmani (Mat13:12). Makin berbuah, makin diberi kuasa, urapan, dan berkat yang tidak terbatas, seperti Putra Manusia Yesus.
b. Diberi perkara yang besar karena setia dalam perkara yang kecil (Mat25:21). Daud setia melawan singa dan beruang, diberi goliat bahkan tahta kerajaan Israel. Jangan heran jika melihat orang mempunyai pengalaman yang dahsyat bersama Tuhan dan terus meningkat pesat (Hiperbolik) karena setia pada gembala kecil. Misal, tidak mungkin anak 1 tahun mengangkat beban 20kg. demikian juga, semakin dewasa rohani seseorang, makin besar perkara yang disediakan Tuhan.
c. Peka mendengar suara Tuhan, seperti daud. Hidup akan selalu berhasil dan berkemenangan. Rencana Allah akan tergenapi karena peka mendengar suara Tuhan serta suka berbicara dengan-Nya.
d. Tidak terhanyut dalam tsunami dosa. Kita akan cepat sampai ke gunung kesucian Allah (Yoel3:17), sehingga lolos dari tsunami dosa pada akhir zaman (Mat24:15,16) bahkan menjadi sempurna seperti Kristus(Mat5:48). Inilah percepatan pertumbuhan yang luar biasa.

VI. Kesimpulan
Saat ini kita harus memeriksa diri, apa jenis grafik pertumbuhan rohani kita, datar, linear, kuadratik, hiperbolik, atau bahkan menurun. Jadilah gembala kecil yang setia dan bertanggung jawab dengan mendoakan, membesuk, dan menasihati teman-teman, keluarga, dan domba-domba dalam gereja kita. Pastikan kita yang masuk gereja, masuk juga dalam kerajaan sorga. Jangan sampai yang terdahulu menjadi yang terakhir(Luk13:30). Setialah sampai mati. Maka dari itu, tumbuhlah hiperbolik.

Kamis, 17 Desember 2009

LIFE VALUE

Pengkhotbah 7:10, Mazmur 26:2
Life value adalah alat untuk mengukur pertumbuhan rohani kita setiap hari. Sebelum tidur kita berdoa untuk mengevaluasi apakah hari ini lebih baik dari kemarin. Di akhir doa, kita memberi penilaian hidup kita. Rentang nilai antara A-E. Di bawah ini adalah rentang nilai dari subyektif penulis, bukan secara obyektif.
A: tidak pernah salah dan mempunyai integritas
B: tidak pernah salah, tetapi integritas berkurang.
C: tidak doa atau Baca Firman Tuhan, tetapi tidak melakukan dosa.
D: berdosa hanya satu kali.
E: Berdosa lebih dari satu kali.
Keterangan:
• Penilaian ini bisa ditambahi grade-nya, seperti B+, B-, C+, C-.
• Integritas adalah kejujuran dalam hal jasmani meskipun tidak ada orang lain yang tahu. Pelanggaran integritas tidak ada ayatnya di alkitab, tetapi salah dihadapan manusia yang bisa menjadi batu sontohan, contoh: melanggar lampu lalu lintas, membuang sampah sembarangan, memotong jalan, mengebut, dll. jika kita melanggar, Tuhan ijinkan pemerintah menghukum kita. Jadi, kita harus menurut peraturan pemerintah (Rom13:1). Milikilah integritas yang baik sebagai putra-putra Allah.
• Penilaian di atas subjektif dari kita pribadi. Rentang nilai juga subjektif. Antara orang yang satu dengan yang lain bisa berbeda. Semakin tinggi rohani seseorang, penilaiannya akan semakin ketat, sehingga kualitas hidup kita akan semakin baik. Contoh: mungkin salah bicara sedikit saja, life value kita sudah menurun menjadi B. Jadi, penilaian ini tergantung pertumbuhan rohani kita.

Jika nilai kita hari ini kurang dari nilai kemarin, maka kita membuat komitmen dengan Tuhan agar besok bisa meningkat, jangan keras hati (Ibr3:15), harus mau menurut jika Roh Kudus memberi tahu kesalahan kita. Kita masih banyak kekurangan, tetapi ayo belajar untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Jangan mau berhenti bertumbuh sampai Tuhan datang kembali atau kita menjadi sempurna. Life value ini dapat membantu kita melihat grafik pertumbuhan rohani kita dari hari ke sehari atau bulanan atau tahunan, sehingga didapatkan grafik yang meningkat, bukan mendatar atau bahkan menurun.
Keuntungan memiliki life value, yaitu:
1. Dapat melihat pertumbuhan rohani agar bisa ditingkatkan atau diperbaharui dari hari ke sehari (Kol3:10). Istilahnya adalah tindakan preventif sebelum menyimpang terlalu jauh. Dosa yang dibiarkan akan berakar dan sulit dicabut. Ilustrasi: lebih mudah membunuh telur ular daripada sudah menetas menjadi ular, akan sulit di bunuh, malah ular tersebut yang membunuh kita. Jadi, setiap hari kita check, jika ada dosa, maka dapat segera diperbaiki, sehingga dosa tersebut tidak berkembang.
2. Lebih cepat menjadi seperti Kristus karena dari awal sudah di atur agar rohani terus tumbuh, sehingga lolos ujian seleksi pengangkatan di akhir zaman. Orang yang acuh tak acuh dengan pertumbuhan rohani akan ketinggalan dan masuk dalam zaman antikris. Di akhir zaman, di 3½ tahun pertama minggu ke-70 Daniel mutlak memerlukan pertumbuhan rohani yang dewasa karena Dosa yang meningkat sampai puncaknya (Wah22:11), belum lagi kegerakan pekerjaan setan yang melanda karena Iblis dilemparkan ke bumi (Wah12:9). Jika rohani kita masih kanak-kanak, pasti hanyut dalam tsunami dosa ini. Ilustrasi: 3½ tahun pertama minggu ke-70 Daniel ini seperti ujian S-1. Jika rohani kita masih SD, pasti tidak akan lulus ujian, sehingga masuk ujian remidi di 3½ tahun ke-2, yaitu zaman antikris. Di zaman antikris, kita akan disiksa dengan siksaan yang BELUM PERNAH TERJADI dan TIDAK AKAN TERJADI LAGI (Mat24:21). Ini benar-benar siksaan yang luar biasa. Jadi, sebelum terlambat, kita harus menumbuhkan rohani kita agar kuat dan siap masuk dalam minggu ke-70 Daniel, sehingga bisa ikut pengangkatan.Life value adalah alat untuk menjaga rohani kita tetap bertumbuh sampai Tuhan datang kedua kalinya dan mengangkat kita ke Sorga, tidak ketinggalan.
3. Hidup bisa menjadi teladan bagi sekitar kita, terutama jiwa-jiwa yang dibebankan Allah dalam hidup kita. Life value adalah upaya kita sebagai bapak rohani untuk selalu berkomitmen menjaga kesucian agar jiwa-jiwa yang kita bimbing bisa melihat kesungguhan kita mengiring Tuhan (2Raja10:16,1Kor11:1,Fil4:9).

Roh Kudus akan membawa kita kepada seluruh kebenaran. Dia akan membuat hidup kita semakin hari semakin tumbuh dalam kesucian, sehingga nilai kita setiap hari bisa mencapai A terus asal mau dan taat dipimpin Roh. Jangan sampai kita yang sudah ada di gereja, tidak ada di Sorga, RUGI BESAR. Selamat melakukan life value. Tuhan Memberkati.

Selasa, 13 Oktober 2009

“BROUGHT UP WITH JESUS” (Dibesarkan Bersama Yesus) Amsal 8:30 (KJV)

I. Ketua Kelompok Kecil (KK) atau Bapak Rohani
Seringkali kita berpikir bahwa ketua kelompok kecil (KK) adalah sebuah jabatan atau talenta. Jadi, tidak semua orang memiliki atau bisa menjadi ketua kelompok kecil. Hal ini SALAH BESAR karena ketua KK bukan merupakan jabatan/talenta. Istilah ketua KK memang telah salah kaprah. Di Alkitab, istilah ini disebut bapak rohani (bil1:2). Istilah ini yang tepat karena setiap orang pasti menjadi orang tua. Tidak ada orang yang memiliki talenta punya anak. Jika ada talenta punya anak, maka tidak semua orang punya anak, tetapi kenyataannya setiap orang bisa mempunyai anak, kecuali yang terganggu kesehatannya.
Bukti bahwa setiap orang harus menjadi bapak Rohani adalah: Tuhan tidak menginginkan kita mandul. Tanda berkat Tuhan adalah punya anak (Ul7:14, Hak13:3). Jadi, Tuhan tidak menghendaki adanya mandul-mandul rohani.
Orang yang menempatkan diri sebagai bapak rohani, pasti akan mendirikan KK karena Tuhan Yesus telah memberi amanat agung bahwa kita harus mengajar (Mat28:20), yaitu membimbing jiwa-jiwa untuk sampai ke Sorga. Fasilitas yang diberikan gereja untuk hal ini adalah Kelompok Kecil.
Ini adalah fase dari orang berdosa sampai sempurna. Orang berdosa yang percaya Tuhan Yesus (Kis4:12) adalah bayi-bayi rohani (1Pet2:2) karena orang tersebut dilahirkan kembali dalam Kristus Yesus (Yoh3:3). Hidup lama dikuburkan, lahir hidup yang baru (2Kor5:17). Setelah itu, bayi ini harus tumbuh menjadi dewasa rohani. Waktu dewasa rohani, orang akan muncul beban untuk menggembalakan jiwa-jiwa (Yoh21:15-17), yaitu menjadi bapak rohani. Tugas bapak rohani adalah menggembalakan jiwa-jiwa agar bertumbuh untuk jadi seperti Kristus. Seiring berjalannya waktu, bapak rohani akan memiliki pertumbuhan rohani yang cepat, sehingga akan cepat bertumbuh menjadi seperti Kristus. Jiwa-jiwa yang bertumbuh akan menjadi kesukaan tersendiri, seperti Paulus (Gal4:19). Jadi, meskipun banyak pelayanan, tetapi keluarga(KK) tetap harus diperhatikan.
Mungkin ada orang yang tetap tidak mau memakai fasilitas ketua kelompok kecil, tetapi mereka harus tetap menggembalakan jiwa-jiwa di dalam hidupnya. Fasilitas ketua KK ini hanyalah membantu untuk lebih terstruktur dan jelas.

II. Keuntungan Menjadi Bapak Rohani
1. Mempunyai 3 sifat yang luar biasa
- Sifat seperti Musa => Kasih yang tumbuh (Bil12:3). Dia rela mati demi bangsa Israel (Kel32:32). Ini sifat bapak Rohani yang sangat cinta keluarganya.
- Sifat seperti Daud => Pengharapan yang tumbuh. Dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan karena menggembalakan domba-domba dan kerajaan Israel. Setiap ada sesuatu, dia selalu bertanya-tanya pada Tuhan (1Sam23:2, 30:8, 2Sam2:1, 5:19, 5:23, 24:21, 1Taw14:10). Bapak rohani akan mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan karena selalu bertanya-tanya untuk membimbing jiwa-jiwa.
- Sifat seperti Abraham => Iman yang teguh (Yak2:23). Bapak Rohani akan memiliki iman yang kuat untuk menggembalakan jiwa-jiwa. Contoh: waktu anak rohani sakit, bapak rohani mendoakan, dll.
2. Fasilitas akan limpah (1Kor9:7)
Bapak rohani tidak bermodalkan apa-apa, hanya terbeban saja, nanti Tuhan yang akan menyediakan fasilitasnya. Contoh: uang, kepintaran, hikmat, kuasa, dll. semuanya ini untuk menjadi berkat dan menggembalakan jiwa-jiwa. Kita menggembalakan jiwa-jiwa bersama dengan Tuhan Yesus. Saudara MAU?
3. pahala yang kekal dan besar tetapi pekerjaan kecil. Ilustrasi: mengepel lantai 1m2 mendapat 50 juta tiap hari. Siapa yang tidak mau?mengapa hal ini dapat terjadi? Karena bapak rohani hanya menabur, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan (1Kor2:6). Kita tidak bisa merubah rohani seseorang, kita HANYA mendoakan dan membimbing, sisanya Tuhan yang bekerja. Sangat mudah, tetapi pahalanya besar di Sorga (1Kor15:58, 1Pet5:4).
III. Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai Bapak Rohani.
1. Input(sifat, kata-kata, mutu rohani kita, dll) yang baik akan menjadi Output(mendoakan, menasihati, mengajar, dll) yang baik pula. Jiwa-jiwa akan terberkati oleh hidup kita. Jika inputnya baik, maka kita akan menerima berkat double (jiwa yang terberkati jadi mahkota kita(1Tes2:19-20), kita juga dapat berkat pribadi(Ul28:1-14, 1per5:4)). Sebaliknya jika input jelek, bapak rohani tidak dapat menjadi contoh yang baik, maka output-nya juga jelek, sehingga menyebabkan jiwa-jiwa tersandung oleh kelakuan kita, mereka undur dari Tuhan karena kelakuan kita(rom2:24). Jika hal ini terjadi, maka kita akan menerima kutuk double (jiwa yang undur menjadi kutuk kita (Yez 33:8, Mat18:6), juga kita menerima kutuk pribadi (Ul28:15-46)).
2. Bapak rohani harus bisa menjadi teman. Jangan acuh tak acuh terhadap jiwa-jiwa.
3. Bapak rohani harus jalan dipimpin Roh (Gal6:25). Dalam menggembalakan, bapak rohani harus taat dipimpin Roh karena Roh Kudus akan memberi kata-kata dan kreativitas untuk membesarkan jiwa-jiwa. Tanpa Roh Kudus, kita tidak bisa apa-apa.
4. Bapak rohani harus melahirkan bapak rohani yang baru. Jika bapak rohani terbeban, maka pasti akan muncul bapak rohani dari jiwa-jiwa yang dididiknya.
5. jangan menjadi anjing kelu yang tidak mau menyalak(Yes56:10), Tuhan akan hukum kita jika jiwa tersebut diterlantarkan, sehingga binasa (Yez33:8). Bapak rohani harus bisa menasihati, menegor jiwa-jiwa yang salah agar kembali pada jalur Firman Allah, sehingga mereka dapat terus tumbuh dan dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga.
6. Mau terbeban (Gal4:19). Menjadi bapak rohani memang melelahkan, sakit, dan banyak korban, tetapi jika jiwa-jiwa sudah tumbuh, maka kita akan bersukacita. Contoh: orang tua yang membesarkan anak hingga akhirnya menjadi presiden, orang tua itu akan bangga dan lupa akan segala sakit, pahit, dan korban di masa lalu. Secara pribadi, bapak rohani akan senang, apalagi Tuhan, Dia akan memberi kita pahala, berkat yang LUAR BIASA untuk kita.

IV. Grafik Rencana Kedatangan Tuhan dan Bapak Rohani
Semakin banyak orang yang menjadi bapak rohani rencana penamatan gereja Tuhan akan semakin cepat. Ada 3 angka yang harus digenapi sebelum Tuhan Yesus datang, yaitu: seluruh dunia mendengar injil(Mat24:14), jumlah yang selamat genap(Rom11:25TL), jumlah orang sempurna genap(Wah14:1). Bapak rohani yang terbeban, mereka akan menggembalakan jiwa-jiwa sampai angka kedua dan ketiga digenapi. Disamping itu, mereka pasti juga pernah bersaksi, jadi angka pertama pasti juga akan naik. Jika kita ingin Tuhan cepat datang, jadilah bapak rohani yang terbeban menggembalakan jiwa-jiwa.


Jumat, 02 Oktober 2009

“JOHAN (JODOH DALAM TUHAN)” PART-2

IX. PERSAINGAN DALAM MENCARI PACAR
Pada dasarnya di Alkitab, tidak ada putra Allah yang mencari jodoh dengan persaingan, contoh: Ishak, musa, petrus, dll. Tidak pernah disebutkan dalam Alkitab bahwa mereka bersaing memperebutkan jodoh. Mereka semua mendapat jodoh dari Tuhan dengan tenang tanpa adanya pertengkaran karena Allah pada dasarnya tidak menghendaki kekacauan (1kor14:33). Hanya orang berdosa yang ada persaingan, bahkan dengan cara-cara yang jahat dan berdosa, contoh: Herodes (Mark6:17-18).
Sistem pembuahan antara sel sperma dan sel telur yang dibuat Tuhan dapat menjadi contoh bagi kita dalam mencari jodoh. Sel sperma yang sehat keluar dalam jumlah rata-rata 20juta sperma per milimeter cairan. Dari berjuta-juta sel sperma yang dikeluarkan, hanya 200 sel sperma yang bisa mencapai sel telur di tuba falopi (saluran indung telur). Dari jumlah ini, hanya satu sel sperma yang beruntung bisa membuahi sel telur (Kompas, Sabtu, 5 September 2009). Artinya adalah, jika belum waktunya mencari jodoh, biasanya akan banyak pesaing, tetapi jika sudah waktunya, pesaing itu akan luluh sendiri dan kita akan tampil jadi pemenang, tanpa harus bersaing. Prinsipnya adalah:
- jangan beranggapan bahwa orang yang kita suka harus menjadi milik kita karena dia juga punya kehendak bebas dan belum tentu itu jodoh kita. Lebih baik menganggap teman. Jika tidak dapat, kita tidak akan merasa sakit hati.
- jangan marah, dengki, dll jika ada yang mendekati. Jika kita sudah siap dalam mencari jodoh, maka “pesaing” kita akan mundur dengan sendirinya. Bila Tuhan yang membuka pintu, tidak ada satupun yang dapat menutupnya(Wah3:7).
- Prinsip “selama janur kuning belum melengkung, masih dapat dikejar” adalah prinsip SESAT. Prinsip ini memicu persaingan yang Tuhan tidak kehendaki. Apalagi Jika orang yang kita suka sudah menjadi milik orang lain, maka kita TIDAK BOLEH mendekati lagi. Berarti orang tersebut bukan jodoh kita. Hanya kasus khusus jika dia putus, kemudian menjadi milik kita. Jika kita dekati, maka kita menjadi orang ketiga. Ini berarti kita adalah alat setan. Bahasan ini akan dibahas di bagian XIV.
X. BATASAN DALAM BERPACARAN
Dalam berpacaran, kita harus punya batasan karena belum menikah. Setelah menikah, batasan tersebut akan luntur dan kita bebas memiliki pasangan kita seutuhnya. Orang yang mengasihi pasangannya pasti akan menjaga pasangannya seperti menjaga dirinya sendiri (Gal5:14, Ef5:28,29). Justru orang yang menginginkan fisik kita adalah orang yang benci pada kita, contoh: Amnon dan Tamar (2Sam13:1-17). Batasan ini salah satu kunci agar pacaran kita dapat menjadi berkat. Kita harus tahu bahwa hubungan kita bukan hanya untuk kita sendiri, tetapi juga orang lain. Jangan sampai orang lain melihat lalu menjadi tersontoh (Rom2:24), Tuhan akan hukum kita. Pacaran yang baik itu bisa menjadi berkat dan teladan bagi semua orang yang melihatnya. Contoh: Priskila dan Akwila (Rom16:3,4). Ada dua batasan yang membatasi kita memiliki pasangan kita seutuhnya, yaitu:
a. Batasan Umum
Ini adalah batasan-batasan yang harus dipelihara agar pacaran tetap dalam terang Firman Tuhan dan iblis tidak beroleh keuntungan atas hubungan ini karena kita tahu maksudnya(2Kor2:11). Adapun batasan umum ini adalah:
- Berciuman
Dalam segi apapun, keadaan apapun dan dimanapun letak ciumannya, TIDAK BOLEH dilakukan berciuman karena ini adalah rangsangan luar biasa yang bisa merusak pikiran, sehingga timbul perbuatan perzinahan dan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Titik rangsangan pada wanita adalah di leher, telinga, bibir, kaki, dan pergelangan tangan. Jadi, jangan sekali-kali berciuman (Kid8:4). Nanti jika sudah menikah, berciuman tiap menit tidak apa-apa, bebas.
- Pegangan Tangan. Hal ini masih boleh jika keadaan darurat, misal: penyeberangan, berjalan dipinggir jalan umum, dll. Tangan ini juga merupakan salah satu titik rangsangan. Jadi, jangan dilakukan, kecuali sudah bertunangan masih boleh dalam batas-batas yang wajar.
- Berangkulan.
Hal ini jangan dilakukan karena dapat menimbulkan kesan tidak baik serta dapat memicu pikiran yang kotor. Dalam keadaan darurat, misal: tersandung mau jatuh, berboncengan di sepeda motor, dll masih boleh dirangkul dalam batas yang wajar karena pikiran yang suci, semuanya suci (Tit1:15), tetapi jangan dijadikan kesempatan. Jadi, hal darurat ini tidak akan membuat kita terangsang jika kita memiliki pikiran Kristus.
b. Batasan Pribadi
Batasan ini pada masing-masing orang tidak sama. Hal ini menurut hati dan pikiran masing-masing orang. Jika hati kita menyalahkan kita (1Yoh3:19-21), maka jangan diteruskan agar pikiran tetap suci dan tidak timbul dosa. Walaupun hanya berpegangan tangan, tetapi jika pikiran mulai kotor, serta hati tidak tenang, kita harus melepaskannya. Memandang saja bisa menjadi dosa jika ada nafsu dagingnya karena dosa pikiran adalah dosa di mata Allah (Mat5:28). Batasan ini hanya orang tersebut yang mengetahui dalam hatinya, serta berbeda-beda setiap orang. Roh Kudus akan memberitahu yang salah jika kita mau menurut dan dengar-dengaran suara Roh, sehingga mencegah kita berbuat dosa (Yoh14:26, 16:13).
XI. KONFLIK DALAM BERPACARAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pacaran identik dengan peperangan untuk menyatukan sifat dan latar belakang yang berbeda. Prinsip manajemen konflik adalah jangan biarkan sampai esok hari (Ef4:26). Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (Mat6:34b). Salah satu harus mau mengalah. Jika ada perasaan tidak enak, jangan didiamkan, kita harus bersikap terbuka pada pasangan kita, sekecil apapun masalah itu. Masalah yang dipendam itu seperti bom waktu yang waktu-waktu akan meledak dan kerusakannya akan sangar besar (Ams6:27). Selain itu, harus mau mengampuni 70x7 kali (Mat18:22). Ada 3 jenis konflik dan penanganannya, yaitu:
a. Konflik Perbedaan Pendapat atau Sudut Pandang
Sebagai makhluk bebas, kita bisa melihat suatu perkara dari berbagai macam sudut pandang, apalagi dari latar belakang yang berbeda. Tuhan tidak suka dengan perbedaan pendapat karena dapat memicu keretakan (1Kor1:10, Fil2:1-4). Jika terjadi perbedaan pendapat, jangan langsung marah, tetapi bicarakan baik-baik sambil minta hikmat Roh Kudus karena Dia sanggup membawa kita kepada seluruh kebenaran (Yoh16:13). Sifat saling mengalah sangat diperlukan untuk menghindari perdebatan karena kita tidak boleh berdebat seperti layaknya orang dunia (1Kor11:16, Fil2:14).
b. Konflik Nasihat atau Teguran
Jangan takut dengan konflik ini karena Tuhan mengajarkan kita untuk tidak menjadi anjing kelu (Yes5:10). Jika pasangan kita salah, harus dinasihati agar kembali pada jalan Firman Tuhan, tetapi harus dengan kasih yang timbul dengan hati yang suci (1Tim1:5). Contohnya: Paulus dan Petrus(Gal2:11-14), Daud dan Abigail (1sam25:23-35). Jangan menegur pasangan kita di depan umum (Mat18:15, ams25:9), itu berarti mempermalukan dia. Jika memang pasangan kita tetap keras hati, barulah kita ajak saksi (Mat18:16,17). Orang yang mulutnya bisu, Tuhan akan hukum(Yer48:10), tetapi yang menegur dengan kasih ilahi, Tuhan yang akan mendamaikannya (Ams16:7). Dalam memberi nasihat atau teguran, minta kata-kata Roh Kudus agar tepat sasaran(ams15:23, Pngkh3:7b), jangan emosi(ams15:1), nanti Roh Kudus yang akan menjamah pasangan kita, sehingga matanya bisa melihat yang benar dan yang salah.
c. Konflik Manusiawi
Ini konflik karena adanya tubuh daging, yaitu konflik sehari-hari secara jasmani. Konflik ini masih mungkin terjadi, tetapi grafiknya harus menurun sampai nol. Contoh: konflik karena terlambat menelepon, dll. Jika pasangan kita marah, kita tidak boleh ikut marah meskipun benar, tetap jawab dengan lembut hati agar amarah itu reda (Ams14:17, 15:1,18). Prinsip dipakai di segala jenis konflik. Apabila marah dibalas marah, yang bekerja Iblis, dia akan mengadu domba sampai timbul perpecahan.
XII. MANAJEMEN CEMBURU
a. Cemburu Ilahi
Ini adalah cemburu untuk perkara-perkara rohani, seperti yang dilakukan Paulus (2Kor11:2-4). Kita harus mempunyai cemburu ini karena hakikat pacaran adalah pertumbuhan sampai jadi seperti Kristus. Contoh: jika pasangan kita jarang berdoa. Kita harus menasihati karena kita cemburu untuk perkara rohani. Jangan sampai Tuhan tidak menempati posisi pertama dihati pasangan kita. Cemburu ini penting untuk saling menguatkan dan menumbuhkan satu sama lain. Orang yang tidak punya cemburu ilahi berarti belum mengasihi pasangannya dengan sepenuh hati. Kita mengasihi bukan dengan cara dunia yang hanya mementingkan perkara-perkara di dunia ini saja, tetapi tidak memikirkan nasib pasangannya apakah masuk sorga atau tidak. Akibat orang yang tidak punya cemburu ilahi adalah lebih bersifat permisif, contoh: jarang berdoa tidak apa-apa, tidak ke gereja tidak apa-apa, bicara kasar sedikit tidak apa-apa dll. Akhirnya iblis masuk menggoyahkan kesetiaan pasangan kita sampai undur dari Tuhan (2Kor11:3). Milikilah cemburu ilahi untuk meningkatkan kualitas hubungan berpacaran kita.
b. Cemburu manusiawi
Cemburu manusiawi adalah cemburu untuk perkara-perkara manusiawi, seperti penyelewengan, ada laki-laki atau perempuan lain, dll. Dalam perjanjian lama (Bil5:11-31), orang yang ada roh cemburu tidak boleh main hakim sendiri, harus dihadapkan ke imam dan Tuhan yang akan menentukan apakah benar ada penyelewengan atau tidak. Perempuan yang berlaku serong harus meminum air pahit dengan segala persyaratannya. Jika ternyata terbukti bersalah, maka badannya akan sakit, perutnya mengembung dan pahanya mengempis, serta tidak bisa beranak (Bil5:27,28). Cemburu manusiawi banyak mengguncang hubungan pacaran, bahkan bisa putus jika tidak ada pengelolaan yang baik. Pasangan anak Tuhan tidak sama dengan orang dunia yang main hakim sendiri, langsung frontal menuduh sembarangan, dll, seperti yang ada di televisi. Anak Tuhan harus sabar dan mempunyai sifat PERCAYA akan perkataan pasangannya. Jika hati kita mulai ada perasaan cemburu, jangan ditutupi atau langsung meledak, tetapi bicarakan baik-baik pada pasangannya. Prinsip Pacaran adalah kasih Ilahi, keterbukaan, kepercayaan, kesabaran, dan kesetiaan. Apapun perkataan pasangan kita, harus PERCAYA, sambil menyerahkan perkara tersebut pada Imam Besar, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dia yang akan menyatakan kebenarannya.
Hati-hati jika pacaran dengan orang yang cinta Tuhan. Dia adalah biji mata Tuhan (Zak2:8). Jika menyakiti biji mata Allah, berarti mengganggu Allah, jangan macam-macam dengan Allah, Mata Tuhan tidak pernah tertidur (Ams15:3). Hukuman untuk orang yang menyakiti anakNya tidak main-main (bil5:27,28). Jadi dalam soal cemburu, jangan main hakim sendiri, tidak akan berhasil, malah iblis bekerja mengadu domba, akhirnya hubungan berpacaran retak, bahkan pecah. Serahkan saja pada Tuhan, Dia yang akan bertindak untuk kita (Maz37:5).
Bagaimana jika terbukti ada penyelewengan?kita tetap ampuni sambil berdoa minta hikmat Tuhan apakah diputuskan hubungannya atau tidak. Selain itu, tanyalah pada orang tua karena dia adalah wakil Allah, serta minta pendapat pemimpin rohani karena dia yang berjaga-jaga atas jiwa kita(Ibr13:17). Jangan ambil keputusan sendiri. Dalam memutuskan juga harus baik-baik, karena setelah tidak berpacaran lagi, kita masih dapat berteman sebagai saudara seiman.
XIII. ULANG TAHUN HUBUNGAN BERPACARAN
Ulang tahun dalam berpacaran jika dilihat pada sisi yang berbeda akan mempunyai makna penting, sedangkan jika dilihat sepintas lalu memang tidak penting karena di Alkitab tidak ada perayaan ulang tahun bagi anak Allah, hanya orang berdosa. Contoh: Herodes merayakan ulang tahun dengan pembunuhan (Mat14:6). Untuk lebih jelasnya dapat membaca buku “Tradisi dan Kebiasaan” karangan Pdt.Jusuf BS. Ulang tahun tidak bisa dikatakan dosa karena tidak ada ayat eksplisitnya, tetapi jika dilihat dari sisi yang berbeda, maka masih ada maknanya, yaitu Evaluasi dan Perencanaan (Rom15:4).
Pada saat ulang tahun, kita bisa berdoa minta Roh Kudus mengevaluasi selama 1 tahun ini. Bagaimana hubungan berpacaran?seberapa sering bertengkar?bagaimana sifat kita?bagaimana hubungan dengan Tuhan?dll. Hal ini mutlak perlu doa dan periksa diri, baik secara pribadi, maupun bersama pasangan, mungkin bertemu di restoran sambil mengevaluasi hubungan berpacaran agar ke depan Kualitas hubungan menjadi lebih baik, bisa juga dengan doa bersama, dll. Roh Kudus akan membawa kepada seluruh kebenaran (Yoh16:13).
Setelah dievaluasi, kita membuat komitmen untuk meningkatkannya di tahun ke depan. Komitmen tersebut harus didukung dengan check up harian atau mingguan atau bulanan apakah ada peningkatan atau tidak. Kita harus merencanakan pertumbuhan apa yang harus dilakukan di tahun yang baru agar kualitas berpacaran terus meningkat sampai pernikahan makin sempurna.
Ada 4 hasil dalam ulang tahun, yaitu: naik tangga (Luk2:52KJV, 1Sam2:26). Ini adalah Goal dalam berpacaran. Ayat ini diharapkan muncul dalam evaluasi hubungan. Ada 3 kata penting pada ayat ini, yaitu: Hikmat, artinya perkara rohani yang terus meningkat. Apakah selama berpacaran rohani sama-sama bertumbuh?apakah sifat Kristus terus meningkat?dll. Dewasa secara fisik, artinya sudah jelas, secara umur berpacaran bertambah, secara fisik juga berubah. Diharapkan umur berpacaran tidak kandas ditengah jalan, tetapi langgeng sampai pernikahan yang kudus. Kasih dengan Allah dan Manusia, artinya Hubungan berpacaran harus jadi berkat bagi sekeliling kita. Apakah pacaran kita jadi berkat/teladan bagi sekeliling kita, terutama orang didekat kita (Luk2:52ISV, fellow man= Pengikut (orang dekat)). Hasil yang kedua adalah Tetap tidak ada perubahan dari segi apapun kecuali Dewasa secara fisik. Jika hal ini terjadi, evaluasi hubungan dengan Tuhan (saat teduh, ibadah, pelayanan, dll). Biasanya mempengaruhi karena rohani loyo, maka imbasnya di pacaran. Jangan sampai dari tahun ke tahun tetap tidak ada pertumbuhan. Contoh: dari tahun ke tahun pertengkaran selalu seminggu 3 kali, tidak pernah berkurang, kekanak-kanakan terus, dll. Hasil yang ketiga adalah turun tangga. Ini bahaya karena bisa timbul hubungan yang pecah karena tidak ada pertumbuhan, malah merosot. Ada sesuatu yang salah dalam hubungan berpacaran. Hasil yang keempat adalah keluar tangga, yaitu undur dari Tuhan. Jangan sampai pacaran malah membuat undur dari Tuhan. Dahulu kegereja, sekarang ke galaxy mall tidak ke gereja lagi. Jangan membuat hari yang lalu lebih baik dari yang sekarang, tetapi buatlah hari ke depan lebih baik dari hari ini (Pngkh7:10).
Diharapkan jika ada kekurangan segera perbaiki, jangan tunggu rusak sampai undur dari Tuhan, akan sulit untuk diperbaiki. Ulang tahun harus ada makna pentingnya, bukan sekedar perayaan seperti orang dunia yang menghasilkan dosa, tetapi perayaan yang sesuai Firman Tuhan, tetapi disertai EVALUASI dan PERENCANAAN.
XIV. ORANG KETIGA DAN SETERUSNYA DALAM HUBUNGAN BERPACARAN
Bagian ini cukup penting mengingat adanya prinsip SESAT seperti yang sudah diutarakan pada bagian IX. Mungkin sebelum kita berpacaran, kita dekat dengan banyak lawan jenis, tetapi jika kita sudah berpacaran, kita harus ADA JARAK LEBAR dengan Teman, bahkan Sahabat kita yang berlawanan jenis, tetapi harus tetap berteman dalam kasih Kristus dan masih dapat menjalin kerja sama dalam pelayanan, dll. Contoh “jarak” adalah: dulu SMSan, tetapi sekarang tidak lagi, dulu sering pergi bersama-sama dengan lawan jenis, tetapi sekarang tidak lagi, harus IZIN pada pacar kita.
Akibat kurang mengerti dan acuh tak acuh pada topik ini adalah: dapat memicu keretakan hubungan, bahkan perpecahan. Tuhan Yesus sama sekali tidak suka dengan “orang ketiga”. Hal ini jelas dalam berbagai ayat (kel20:3, Yer7:18, 1Raja11:9, dll). “Orang ketiga adalah” api yang akan membakar keutuhan hubungan sampai pecah. Ini adalah alat setan jika kita membiarkannya.
Jika teman lawan jenis kita terus tidak mau jaga jarak, kita harus berani Tegas pada dia. Selain itu, ceritakan pada pasangan kita tentang teman lawan jenis kita agar tidak ada yang ditutupi, sehingga bisa menasihati kita apa yang harus dilakukan. Sekali lagi, kita harus bersikap terbuka dan mengakui apa adanya.
XV. MANAJEMEN PACARAN JARAK JAUH
Hubungan pacaran yang ideal adalah ada komunikasi dan pertemuan yang teratur. Jika kita punya pacar yang mungkin kerja atau sekolah di luar negeri, maka hubungan komunikasi dan pertemuan akan berkurang, apalagi kita juga tidak tahu keadaan pasangan kita karena perbedaan jarak. Jika kita belum berpacaran, maka sebaiknya jangan melangkah untuk berpacaran, lebih baik menunggu sambil minta hikmat Tuhan apakah dia benar jodoh kita. Jika jodoh, pasti Tuhan akan jagai, sehingga tidak sampai menjadi milik orang lain. Jika sudah berpacaran, jangan putus seperti yang dilakukan sebagian orang dunia, tetapi ada nasihat untuk menjaga hubungan tetap harmonis dan langgeng sampai pernikahan, yaitu:
- HARUS ada komunikasi, bisa lewat internet, telp, surat, dll. Laki-laki yang sudah punya pacar harus berani korban uang komunikasi, tetapi tetap disesuaikan dengan budget, dll.
- Materi komunikasi harus lebih banyak kurikulum rohani dan sikon karena ini yang menguatkan hubungan kita daripada kurikulum jasmani (1Tim4:8). Kurikulum jasmani tetap boleh dipakai disela-sela kurikulum rohani.
Contoh: bicarakan Firman Tuhan, iman, nasihat, doa bersama ditelepon, dll. sambil sela-selanya ada hal-hal jasmani, seperti:”kamu sudah makan?, “kamu tambah cantik ya, aku semakin ingin ketemu”, dll.
- Sebisamungkin jika ada dana, pulanglah untuk bertemu pasangan kita, tetapi jangan dipaksakan sampai hutang. Masa pertemuan yang singkat itu harus digunakan sebaik mungkin untuk hal rohani karena dasar ikatan pacaran adalah Kasih Kristus (kol3:14. Pngkh4:12).
- Masing-masing harus menjaga kehidupan rohani, seperti saat teduh, ibadah, dan pelayanan karena hal ini yang akan menguatkan kita untuk tetap setia. Disamping itu, tiap hari kita harus mendoakan pasangan kita agar Tuhan pelihara dan menjaga untuk tetap setia.
XVII. PERBEDAAN UMUR DALAM BERPACARAN
Kita harus minta hikmat Tuhan dan bertanya ke orang tua dan pemimpin agar menjadi peneguhan kita. Idealnya memang laki-laki lebih tua daripada perempuan, tetapi tidak menutup kemungkinan, yaitu:
- Perempuan lebih tua dari laki-laki, bahkan jauh lebih tua
Pertimbangkan karena perempuan lebih cepat tua dan menopause. Perempuan juga ingin laki-laki menjadi kepala dalam rumah tangga yang bisa memimpin. Jika laki-lakinya kekanak-kanakan, maka akan jadi duri tersendiri.
- Laki-laki jauh lebih tua dari perempuan (misal: 10tahun keatas)
Masih boleh, contoh:Abraham dan sarah (Kej17:17), asalkan laki-laki bisa memahami sifat kekanak-kanakan perempuan dan perempuan bisa memahami kedewasaan laki-laki. Ini perlu faktor saling mengalah.
Semuanya ini tidak masalah asalkan menanggung segala konsekuensi yang ada dan tetap harus sesuai dengan Firman Tuhan yang sudah diterangkan pada bagian II dan bagian III.

NASIHAT PRAKTIS PEMBIMBINGAN

I. SIAPKAN HATI
Sebelum memulai pembimbingan, kita harus siapkan hati. Periksa diri kita, jangan sampai ada dosa, serta maksud lain. Orang yang ada dosa pasti tidak bisa membimbing, menasihati jiwa-jiwa karena tidak ada kuasa Allah. Perang kita bukan dengan senjata dunawi, tetapi dengan kuasa Allah (2Kor10:4,5). Kita manusia jasmani pasti tidak bisa mengerjakan perkara rohani, yaitu merubah orang untuk menjadi lebih baik jika tanpa kuasa Allah karena perlawanan kita bukan secara lahiriah, tetapi melawan penguasa dan roh-roh jahat di udara (Ef6:12). Oleh karena itu, kita butuh kuasa Allah. Jangan ada maksud lain dalam membimbing orang, contoh: ingin puji, sombong, mengharap sesuatu, dll, nanti dihukum Tuhan, seperti Nadab dan Abihu (Im10:1,2).

II. MULAI DARI PERKARA YANG KECIL (KOLOSE1:24-29)
Kualitas pembimbingan dapat dilihat dari perkara yang kecil. Mungkin dibenak kita, pembimbingan adalah datang ke rumah jiwa-jiwa, menasihati, menabur Firman, dll. Hal tersebut benar serta harus dilakukan, tetapi ada hal lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu jadi teman, bahkan sahabat dan peduli/memperhatikan jiwa-jiwa. Hendaklah kita memperhatikan jiwa-jiwa yang sendiri, tidak punya teman di gereja, jadilah teman mereka dengan duduk bersama dan berkenalan menyambut mereka. Jangan meremehkan perkara kecil ini. Jika kita dipimpin Roh, mereka akan merasakan kehadiran kuasa Allah dan orang kuat, yaitu iblis dihancurkan, sehingga apapun yang kita taburkan, benih Firman itu tumbuh mengubah mereka(Mark3:27). Gembala yang baik akan selalu memperhatikan domba-dombanya (Yoh10:14). Jika pembimbing memperhatikan domba-dombanya, maka hal itu sangat wajar serta WAJIB dilakukan. Jangan sampai dombanya tidak diperhatikan, hal itu sangat jahat di mata Tuhan, contoh: Imam Eli (1Sam3:13TL). Jika bukan dombanya, tetapi masih mau berteman dan memperhatikan, maka hal ini sangat ISTIMEWA (Yoh10:16).

III. CARE/PEDULI DENGAN MENELEPON, SMS, DAN TEKNOLOGI INFORMASI LAINNYA (KOLOSE1:24-29)
Kepedulian kita harus dinyatakan dengan perbuatan. Jika kita berkata “saya peduli”, tetapi tidak mau bertindak, maka peduli kita sia-sia (Yak2:14-26). Teleponlah jiwa-jiwa. Tips dibawah ini tidak kaku, kita bisa berkata-kata sesuai pimpinan Roh Kudus (Mat10:19,20), sehingga bisa tepat sasaran dan jiwa tersebut dijamah kuasa Roh Kudus, mungkin bisa ada nubuat untuk mereka. Kuncinya adalah dengar-dengaran suara Roh. Jangan memakai pikiran sendiri, pasti tidak akan berhasil. Dibawah ini adalah tips dari penulis yang seringkali dilakukan saat menelepon atau SMS :
1. Awal
a. Perkenalan jika baru pertama kali(“halo”,”X ada?”, “Saya Y, temannya”, ”Halo X”, “Aku pembimbing KKmu”, “KK itu kelompok kecil”, “Kapan hari kamu datang di gereja GBZ ya?”, “Selamat datang ya”, “ bersama siapa ke gereja?”, “kelas berapa?”, “sekolah dimana?”,”kuliah, semester berapa?”, ”kamu biasanya sabtu di gereja mana?”, dll). Kita juga perkenalkan diri kita pada mereka.
b. Ternyata gereja lain(“oh, kamu gereja X”, “Yang setia disana, jangan suka pindah-pindah gereja nanti tidak tumbuh, misal:tanaman dicabut ditanam berulang kali, akhirnya mati kan”, “Kamu yang setia di gerejamu, nanti sama-sama ke Sorga, ok2?”)Doakan juga. Kita juga bisa berkenalan sekilas, seperti sekolah, dll agar tidak terlihat interograsi.
c. Jiwa yang tidak pernah datang lagi(Idem 1a sampai pertanyaan ketiga.)
2. Isi
a. Baru pertama kali(“sabtu besok datang ya”, “kamu ada no HP/rumah?”, “Aku kan belum tahu kamu, nanti sabtu kita ketemuan ya, supaya lebih enak, he2, ok2.”, “Jaga saat teduh ya.”)
b. Jiwa tidak datang(“Kamu kok 2minggu ini tidak kelihatan di gereja, ada apa?”,“wah sekolahnya sibuk ya?”, “tapi, ya usahain datang yang setia, nanti Tuhan berkati, kamu juga bisa tumbuh rohaninya”, “Tuhan bisa tolong sekolahmu”, “oh kamu kerja, kerja dimana?”, “wah tidak bisa datang sabtu lagi ya?hmm, tapi minimal minggu pagi atau sore datang ya, biar rohanimu tidak dingin, nanti bisa undur kalau dingin.”, “saat teduhmu bagaimana?”, “Harus ada lho, karena ini yang buat kita tetap kuat menghadapi aktivitas kita, kita tidak jadi gampang berbuat dosa, usahain tetap saat teduh ya.”)
3. Penutup(“ya udah kalau begitu, aku mau doain kamu ya, minta bantuan doa?”, “tidak ada ya, ya sudah, kita doa ya.”). doakan keluarga, pekerjaan orang tua/dia sendiri(jika sudah kerja), sekolah, masalah(kalau ada). “Kamu kalau ada masalah atau pertanyaan, hubungi no.ku, ini no.ku, dicatat ya.”, “jangan malu atau takut, saya ini pembimbing KKmu, jadi kamu bebas tanya, aku pastikan rahasia, tidak akan disebarkan kok”, “ya sudah, sampai ketemu sabtu ya, aku tunggu lho, ok2”, “Tuhan memberkati”
Jika tidak ada waktu telepon dan kita punya nomor handphone teman kita yang masih aktif, kita bisa kirim SMS kepada dia. Tanyakan alasan tidak hadir lalu beri nasihat sesuai pimpinan Roh Kudus (Mat10:19,20). Jika tidak ada balasan, coba kirim SMS ayat Alkitab, nanti Firman itu berlari menjamah jiwa tersebut(Maz147:15).
Saat ini teknologi internet berkembang cepat, ada banyak media yang bisa dipakai untuk jadi berkat, contoh: Facebook, YM, MSN, dll. taburkan Firman Tuhan, jangan perkataan sia-sia, bahkan dosa karena segala perkataan ada akibatnya kelak (Ams18:21, Mat12:36).

IV. CARE/PEDULI DENGAN KR (KUNJUNGAN RUMAH) (KOLOSE1:24-29)
Kita harus mengusahakan untuk sampai tahap ini karena kunjungan rumah itu penting untuk mengetahui hal yang lebih dalam tentang jiwa-jiwa, seperti latar belakangnya, orang tuanya, saudaranya, bahkan seringkali mereka akan lebih terbuka jika didatangi rumahnya. Contoh nyata adalah Zakheus (Luk19:1-10). Tuhan Yesus hanya pergi ke rumahnya Zakheus, tetapi Zakheus sangat senang, bahkan dia bertobat. Demikian juga dengan jiwa yang kita bimbing. Mereka akan sangat senang jika dikunjungi, bukan hal jasmani yang membuat jiwa senang dan bertobat, misal: ketampanan, diberi uang, dll, tetapi karena kuasa Allah di dalam kita. Maka dari itu, bagian I harus kita bereskan, baru bisa menjadi dampak.

V. DOAKAN TERUS
Bagian ini bukan tahapan, tetapi merupakan DASAR semua bagian dari artikel ini. Sebelum memulai semuanya, seperti telepon, SMS, dan KR, kita harus berdoa terlebih dahulu. Tidak hanya itu saja, tetapi lebih dari itu, jiwa-jiwa harus kita doakan terus sampai ada perubahan dalam hidupnya. Kita mau belajar dari Paulus. Dia mendoakan semua jemaat-jemaat yang dibebankan padanya. Selalu ada kata”Aku selalu menyebut kamu dalam setiap doaku” (Rom1:9, Ef1:16, Fil1:3-4, Kol1:3, 1Tes1:2, 2Tes1:11, 2Tim1:3, Filem1:4). Doakan satu per satu, bahkan sebut namanya agar Tuhan melawat mereka. Doa orang benar sangat besar kuasanya(Yak5:16).

VI. TUMBUHKAN ROHANI KALIAN
Kita tidak hanya menjadi dampak secara aktif, yaitu dengan perbuatan, tetapi juga secara pasif, dengan perbuatan dan sikap hidup kita, sehingga jiwa-jiwa bisa meneladani kita (1Kor11:1). Semakin tumbuh rohani kalian, secara tidak langsung, jiwa-jiwa juga akan mengalami pertumbuhan rohani. Jiwa-jiwa terkadang bisa menjadi check up rohani. Jika domba kita mulai lesu, jarang ibadah, dll, maka mungkin rohani kita ada yang tidak beres. Periksa diri, mulai dari saat teduh, ibadah, kualitas pelayanan, dan sifat-sifat kedagingan kita. Pelayanan jiwa-jiwa ini sangat indah karena rohani kita juga ditumbuhkan bersama. Kasus/masalah mereka membuat rohani kita tumbuh.

VII. BERANI KORBAN (YOHANES 10:11-13)
Semua bagian artikel ini juga terdapat kata “KORBAN”. Kita harus berani korban uang, tenaga, pulsa HP, pulsa rumah, bensin, perasaan, dll. Semua Korban kita akan dicatat Allah dan suatu saat kita akan menuai dengan sorak-sorai (Maz126:5,6). Korban itu adalah kasih (1Kor13:5,7). Jika kita cinta jiwa-jiwa berarti kita mau korban untuk mereka. Ini adalah tali yang tidak bisa diputuskan. Contoh: domba kita pemarah, kita dituntut jadi orang sabar untuk jadi teladan mereka. Secara tidak langsung rohani harus ditumbuhkan.

VIII. KONSISTEN (MAZMUR74:3)
Lakukanlah semua bagian di atas secara terus menerus sampai kemuliaan Tuhan turun atas jiwa-jiwa. Jangan pernah berhenti karena berhenti adalah awal kejatuhan. Contoh: naik sepeda lalu berhenti, pasti jatuh. Selamat melakukan pembimbingan. Tuhan memberkati

Senin, 10 Agustus 2009

“JOHAN (JODOH DALAM TUHAN)”


I. JENIS JODOH

a. Dari Tuhan

ini adalah jodoh yang terbaik dan sempurna. Kehidupan akan terus meningkat sampai jadi sempurna seperti kristus. Tuhan mempunyai rencana untuk masing-masing laki-laki dan perempuan seperti kapal biasa yang sudah luar biasa dan heran, tetapi jika disatukan, maka akan menjadi kapal pesiar yang lebih luar biasa lagi.Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang berkenan kepadaNya (Maz37:23). Pacaran ini cukup sekali langsung masuk pernikahan, tidak ada kata putus asal tetap dalam rel Tuhan.

b. Dari Diri Sendiri

Jodoh ini tidak tanya Tuhan, tetapi biasanya main spekulasi. Hal ini yang biasanya sering putus hubungan. Orang yang mengandalkan kekuatan sendiri itu terkutuk (Yer17:5), hasilnya tidak akan baik. Jika bertobat dan beruntung itu memang jodoh dari Tuhan, maka tidak akan putus, tetapi hal ini sangat kecil kemungkinannya. Biasanya berakhir putus.

c. Dari Iblis

Jodoh ini didapat dari dukun, pellet, dll. Hal ini sangat keji dan jodohnyapun juga orang dunia, pasti bukan anak Allah karena anak Allah tidak bisa di pelet atau dimasuki kuasa gelap (Bil23:23). Jadi, pasangan ini PASTI hidupnya rusak, binasa masuk neraka. Jika bertobat, pasti rencana Allah banyak yang rusak dan HARUS PUTUS.

II. TANDA-TANDA MENDAPAT JODOH DALAM TUHAN

a. Tanda umum

- umur mencukupi

Bangsa Israel sudah boleh siap berperang jika minimal umur 20 tahun (bil1:3). Prinsip ini bisa diterapkan dalam berpacaran karena pacaran itu sama dengan berperang. Berpacaran itu mempertemukan dua sifat yang berbeda, pastinya akan banyak perang untuk menyatukannya. Jika umur tidak mencukupi, sifat anak-anak masih muncul, maka umur berpacaran akan seumur jagung, tidak dapat berlangsung lama.

Tanda ini mutlak bagi laki-laki, tetapi untuk perempuan masih tidak masalah, mungkin minimal umur 19 tahun sudah boleh karena perempuan itu lebih cepat dewasa dan juga porsi tanggung jawabnya masih lebih besar laki-laki, tetapi sekali lagi, ini bukan keharusan. Umur 20 tahun bagi laki-laki ini bukan ukuran tepat, jika tanda-tanda lain belum digenapi, maka tetap belum boleh berpacaran.

- bisa mencari uang sendiri (khusus lelaki)

Ini hal yang wajib bagi lelaki yang ingin berpacaran karena laki-laki adalah kepala perempuan (1kor11:3). Pacaran itu bukan ajang bersenang-senang, tetapi untuk persiapan pernikahan. Jika belum bekerja sudah pacaran, orang tua yang jadi terbebani dengan uang yang kita minta untuk mentraktir pacar. Hasilnyapun juga tidak baik, bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan putus hubungan.

Laki-laki yang sudah bekerja itu pikirannya lebih matang dan dewasa. Dia akan lebih bijaksana.

- cinta

Ini adalah hal mutlak karena tanpa cinta tidak mungkin bisa berpacaran dengan baik. Biasanya ini timbul dengan tidak sengaja, hati terasa bergetar jika melihat atau berbicara dengan orang yang kita kasihi. Ini wajar dan tidak dosa, hanya saja tetap jaga pikiran, jangan sampai berpikir dosa karena dipikiran ini orang bisa berdosa (Mat5:28). Mimpi yang dosapun sudah berdosa (Yud1:8). Jadi, cinta yang timbul harus cinta ilahi agar tetap dalam kesucian,. Jika cinta eross atau nafsu saja yang muncul, maka hasilnya akan jelek dan biasanya rencana Tuhan rusak.

- direstui orang tua

Pasangan yang meresmikan hubungannya menjadi pacaran harus direstui oleh orang tua masing-masing. Jadi, setelah laki-laki menyatakan cinta pada perempuan yang dikasihinya dan perempuan tersebut juga mau menjadi pacarnya, laki-laki harus datang bertemu orang tua untuk minta ijin, setelah itu baru yang perempuan diajak untuk bertemu orang tua laki-laki. Sebelum ini terjadi dan direstui, hubungan pacaran TIDAK SAH.

Bagaimana jika salah satu pihak atau keduanya tidak setuju? Jangan melanjutkan hubugan pacaran, tetapi tetap sebagai teman sambil terus berdoa pada Tuhan karena jika Tuhan sudah membuka pintu, tidak ada satupun yang dapat menutupnya (Wah3:7). Hati orang tua itu ditangan Tuhan (Ams21:1). Jangan sekali-kali bertengkar dengan orang tua, tetap hormat. Kita juga bisa membicarakan baik-baik untuk mengetahui sebab orang tua tidak setuju karena mungkin tidak ada sebabnya karena orang tua itu cinta anak dan ingin yang terbaik untuk anaknya.

Kita bisa menunjukkan kebaikan calon pasangan kita ke orang tua pada saat yang tepat, mungkin pada saat santai berkumpul bersama. Cepat atau lambat, jika sudah waktunya Tuhan, pasti akan berhasil (pengkh3:11).

b. Tanda-tanda spesial

tanda ini hanya tambahan saja dan tidak mutlak terjadi. Seringkali kita kurang yakin, sehingga minta tanda-tanda tersendiri dari Tuhan. Contoh: hamba Abraham yang diminta untuk mencarikan istri bagi ishak (Kej24:12-14).

c. Tanda-tanda khusus

- sifat mutlak

Dibawah ini adalah sifat yang mutlak dipenuhi jika ingin berpacaran. Sifat yang lain masih bisa ditingkatkan selama berpacaran, tetapi sifat-sifat ini harus dipenuhi dahulu dan dikelola dengan baik sebelum siap mencari pacar (Maz37:37).

· Emosi

Sifat ini harus dikelola dengan baik agar pacaran bisa berlangsung dengan baik (Maz75:6). Orang yang masih tidak bisa mengelola emosi dengan baik akan merugikan pasangannya (Maz37:8). Kasihan pasangannya jika emosinya dilampiaskan padanya. Jadi, emosi harus dikelola dengan baik, bahkan leibh baik jika sudah mahir. Minimal bisa mengontrol emosi, masih boleh berpacaran.

· Egois

Pacaran ini membutuhkan saling pengertian. Jika egoisme masih tinggi, hubungan akan jadi jelek, bahkan bisa pecah. Munculkan dulu sifat saling mengalah dan berpengerian (Fil2:1-4), baru boleh berpacaran.

· Kemalasan

Sifat ini bisa mempengeruhi hubungan berpacaran. Orang yang malas adalah orang yang belum bisa berdiri sendiri (ams26:15). Orang yang belum bisa mengurusi kebutuhan pribadi, tidak mungkin bisa mengurusi kebutuhan pasangannya. Munculkan dahulu sifat rajin dan bertanggung jawab, baru bisa mencari pacar.

- Hubungan dengan orang tua

Tanda ini adalah mutlak untuk jodoh dari Tuhan. Jika hubungan dengan orang tua yang ada ikatan darah belum beres, apalagi hubungan dengan pasangannya yang tidak ada ikatan darah. Hal ini mirip dengan prinsip pelayanan (1Tim3:4,5). Kita harus membina hubungan baik dengan orang tua terlebih dahulu sebelum berpacaran karena orang tua adalah wakil Allah.

Kita mungkin bisa berhubungan yang manis dengan pacar tanpa perlu membina hubungan baik dengan orang tua, tetapi tetap ada akibatnya. Seringkali kita akan lebih membela pacar daripada orang tua, akiatnya hubungan pacar kita dengan orang tua akan jelek dan restu tidak akan didapatkan. Akhirnya, hubungan berpacaran akan dinaungi mendung hukuman Allah.

**Jika semua tanda ini sudah digenapi dalam hidup kita, maka Jodoh dari Tuhan pasti akan datang. Mungkin kita bisa langsung berpacaran tanpa memperhatikan tanda-tanda di atas, tetapi hasil berpacaran akan penuh tangisan dan air mata, tidak sedikit yang berakhir putus. Pacar kitapun belum tentu jodoh dari Tuhan, kita hanya spekulasi. Beberapa orang yang melanggar mungkin dapat melewatinya, tetapi pasti banyak gesekan dan tentunya pasangan ini sudah bertobat dan menyerahkan semuanya pada Tuhan, sehingga bisa jadi baik.

III. KARAKTER JODOH DARI TUHAN

a. Karakter wajib

- Orang beriman, cinta Tuhan (1kor6:14)

Orang yang tidak seiman pasti bukan jodoh dari Tuhan, bahkan orang yang kristen itu belum tentu cinta Tuhan karena banyak Kristen KTP. Maka dari itu, tidak bisa berteman 1 atau 2 bulan langsung berpacaran, hasilnya akan jelek. Ini juga prisip dari pelayanan (1Tim3:6). Orang yang baru bertobat tidak boleh ambil pelayanan dahulu.

- Tumbuh dalam pelayanan.

Biasanya orang yang cinta Tuhan itu akan melayani Tuhan. Jadi, jodoh dari Tuhan itu akan muncul disaat kita bersama-sama pelayanan.

b. Karakter spesial

kita sebagai anak dapat minta pada bapa kita di Sorga (mat 7:7, Yoh 15:7, Yoh 16:24). Karakter di sini adalah karakter yang kita ingini dari calon pasangan. Hal ini bisa berupa karakter jasmani atau rohani, seperti: ingin orang yang bisa main musik, pintar nyanyi, sehobi, sifat keibuan, dll. Kita bisa minta pada Tuhan, tetapi jangan paksakan kehendak kita pada Tuhan (Mat26:39). Kita boleh minta, tetapi apapun yang Tuhan beri, itulah yang terbaik bagi kita (Mat7:9-11). Jika tidak sesuai dengan kriteria kita, jangan bersungut-sungut, tetap bersyukur atas segala pemberian Tuhan.

IV. DEFINISI PACARAN

Dalam alkitab, kata pacaran itu tidak ada. Pacaran ini lebih ditekankan pada pendekatan terhadap lawan jenis. Contoh: ishak (kej24). Begitu Ishak melihat Ribka (pendekatan), mereka langsung menikah. Jadi, pacaran adalah hubungan pendekatan untuk menumbuhkan iman dan rencana Allah dan memperkecil perbedaan diantara keduanya. 2 hal ini yang menjadi perhatian khusus dalam berpacaran. Maka dari itu, waktu pacaran tidak cukup jika hanya hitungan bulan langsung menikah. Masih banyak perbedaan yang ada, akibatnya pernikahan akan banyak air mata untuk menyatukannya. Ukuran waktu minimal adalah 2 tahun dengan catatan menggunakan kurikulum pacaran dengan baik dan hubungannya ideal, tetapi ini relatif tergantung kualitas pacarannya serta kesiapan dalam membina Rumah Tangga. Tujuan berpacaran adalah pernikahan. Pacaran itu sama dengan dua kertas yang tepi-tepi kecilnya dilekatkan dengan lem satu sama lain. Jika putus, dua kertas tersebut dipisahkan. Jika putus beberapa kali, maka kertas tersebut akan rusak. Banyak rencana Allah yang rusak karena pacaran yang tidak benar. Idealnya, pacaran itu satu kali sampai menikah. Jika gagal hanya sekali mungkin rencana Allah tidak rusak karena sedikit cacatnya. Hal ini juga tergantung pada gaya berpacarannya.

V. KURIKULUM BERPACARAN

a. kurikulum Rohani

hubungan berpacaran dapat terus meningkat hanya jika firman Tuhan menjadi satu-satunya patokan. Meningkatkan hubungan lewat Firman Tuhan itu sangat berguna daripada lewat perkara-perkara jasmani (1Tim4:8). Setiap kali berhubungan, usahakan selalu membahas perkara-perkara rohani. Hal ini dapat meningkatkan hubungan, memperbaiki kesalahan, menumbuhkan kasih Ilahi (2Tim3:16).

Contoh praktis: mengirim sms rohani, sharing Firman Tuhan, prinsip hidup dalam Firman Tuhan, dll.

b. Kurikulum Sikon

berpacaran itu tidak luput dari yang namanya peristiwa. Setiap peristiwa yang terjadi pasti ada sesuatu yang Tuhan rencanakan (rom8:28), bahkan rambut dikelapapun Dia perhatikan (Mat10:30). Jadi, setiap peristiwa yang ada dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan hubungan berpacaran. Untuk itu, setiap ada peristiwa atau masalah apapun, seseorang harus tanya maksud Tuhan dibalik terjadinya peristiwa tersebut. Hal ini mutlak perlu adanya saling nasehat satu sama lain (1Tim1:5).

Contoh praktis:

- Ada pasangan lain putus karena suatu hal, seseorang entah itu laki-laki atau perempuan dapat saling menasihati agar hal tersebut tidak menjadi batu sandungan dalam hubungan pacarannya yang menimbulkan perpecahan.

- Ada pasangan yang bertengkar sampai 1minggu. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bahwa pertengkaran harus tidak boleh dibawa sampai besok (Ef4:26)

c. Kurikulum Jasmani

kurikulum ini menyangkut perkara-perkara jasmani dalam kehidupan sehari-hari, seperti warna kesukaan, makanan kesukaan, hobi, dll. Kurikulum ini tetap harus sesuai Firman Tuhan, tidak boleh keluar Firman Tuhan, contoh: gossip, menjelek-jelekan orang, dll. Meskipun kurikulum ini hanya mempunyai sedikit faedah (1Tim4:8), tetapi tetap perlu dilakukan untuk menambah sedikit hubungan karena kita masih dalam tubuh daging. Perkara-perkara jasmani yang netral masih boleh kita pakai, tetapi kita tetap harus percaya bahwa Firman Tuhan memberikan persentase yang terbesar dalam meningkatkan hubungan berpacaran.

Contoh praktis: memberikan hadiah kesukaan, bertanya tentang kesukaan pasangannya, bersenda gurau yang netral, dll.

d. Kurikulum gabungan

kurikulum ini menggabungkan perkara jasmani untuk dijadikan rohani. Contoh: waktu dalam keadaan memberikan hadiah kesukaan, kita dapat masukkan perkara rohani, seperti kasih Allah dalam berpacaran, dll.

VI. TINGKATAN HUBUNGAN DENGAN PASANGAN

a. Hubungan yang Sempurna

hubungan ini adalah hubungan dalam ruangan maha suci. Hubungan seperti ini tidak akan dapat rusak lagi, bahkan timbul bayangan perpecahan tidak ada, seperti hubungan Trinitas Allah (yak1:17). Tujuan berpacaran adalah pernikahan. Hubungan setelah menikah harus ditingkatkan sampai sempurna.

b. Hubungan yang Ideal

hubungan ini adalah hubungan dalam ruangan suci. Hubungan seperti ini sangat ideal karena ada pekerjaan Roh Kudus. Tali 3 lembar tidak akan mudah putus karena Roh Kudus sebagai pengikat pasangan (pengkh4:12). Hubungan dalam berpacaran dapat mencapai tingkatan ini.

c. Hubungan yang retak

hubungan ini adalah hubungan dalam tingkat halaman. Hubungan seperti ini dikatakan retak karena orang dalam tingkat ini masih menyala kedagingannya. Pasangan yang hubungannya masih muncul kedagingan ini retak dan pasti timbul banyak gesekan, pertengakaran, akhirnya timbul kasus yang aneh-aneh, seperti: break (istirahat dalam berpacaran selama beberapa waktu), putus-nyambung, dll.

d. Hubungan yang pecah

hubungan ini adalah hubungan dalam tingkat luar halaman. Hubungan yang retak karena tetap keras hati, akibatnya terjadi perpecahan, yaitu: putus hubungan.

VII. PUTUS PACARAN

Rencana Tuhan yang ideal itu adalah tidak putus. Seperti contoh sel sperma dan sel ovum yang sudah dipertemukan, tidak bisa pisah dan sel sperma mencari sel ovum yang lain. Demikian halnya berpacaran, idealnya adalah sekali berpacaran, langsung tembus di pernikahan. Orang yang putus hubungan, pasti ada sesuatu yang salah, yang pasti Tuhan tidak pernah salah. Bisa jadi karena Jenis jodohnya, Tanda-tanda yang belum digenapi, karakter jodohnya, kurikulumnya, atau hubungan yang retak, tetapi keras hati. Dalam berpacaran masih boleh putus hubungan karena pada waktu menikah, sudah tidak boleh cerai (Mat19:6). Tuhan mengendaki putus hubungan jika: Berbeda Prinsip iman, orang tua belum merestui, jodoh dari Iblis, berbeda aliran prinsip.

Dalam mengambil tindakan untuk putus, sebaiknya kita berkonsultasi dengan pemimpin rohani, entah itu ketua kaum muda, ketua KK, gembala sidang dll. Mereka pasti akan memberi nasehat yang terbaik. Jangan sekali-kali minta nasehat pada orang dunia atau teman yang belum sungguh-sungguh ikut Tuhan, nanti tersesat.

Kesimpulannya adalah sebelum mengambil keputusan untuk berpacaran, sebaiknya penuhi dahulu syarat-syaratnya, mulai dari BAB I sampai BAB VI. Dijamin pasti jadi indah. Lebih baik preventif daripada pengobatan.

VIII. JENIS PERANG DALAM PACARAN

a. Perang dari dalam

Perang ini adalah perang dalam menyatukan sifat-sifat yang berbeda. Untuk itu, diperlukan tingkat hubungan yang ideal agar selalu menang. Jika tidak, maka Iblis akan bekerja untuk mencerai-beraikan dan mengadudomba. Kurikulum juga harus diperhatikan dengan baik agar sifat yang berbeda itu dapat saling mempersatukan.

b. Perang dari Luar

perang ini adalah perang dengan arus dunia. Contoh: gaya pacaran orang dunia, trend pacaran, falsafah pacaran dari dunia, dll. Untuk itu, pasangan harus mempunyai pengertian Firman Tuhan yang kuat agar tidak terpengaruh oleh arus dunia yang salah dan menyesatkan. Tidak sedikit orang yang terpengaruh arus dunia, akhirnya hubungan pacaran menjadi salah dan menjauh dari Tuhan. Pasangan yang menjauh dari Tuhan akan rentan untuk putus (Mat12:30). Jika tidak, maka pacaran tidak disertai Tuhan, kalaupun menikah, pasti akan jauh dari Tuhan, hilang ditelan keduniawian.

Forum Pertanyaan...Saya akan menjawabnya.


ShoutMix chat widget