Senin, 08 Agustus 2011

API DALAM PELAYANAN

ROMA 12:11KJI
1. Jangan Kendur dalam Kerajinanmu
Ini kalimat perintah Allah pada putra-putraNya agar tidak mengalami pengenduran diri dalam kerajinan mencari perkara-perkara kekal, memelihara keselamatan, dll. Allah tahu lebih dahulu jika akhir zaman akan ada banyak orang yang mengalami pengenduran. Kita harus mewaspadai kata “pengenduran” ini. jangan sampai terdapat dalam kamus hidup kita.
Bahasa Yunani Kata “rajin” adalah Spuode yang berarti kecepatan atau bergerak cepat. Allah ingatkan agar kecepatan pertumbuhan kita jangan sampai berkurang/kendur karena perjalanan kekristenan bukan berjalan menurun, tetapi perjalanan mendaki (2Tim3:1) karena dosa akan mencapai puncak-puncaknya(Wah22:11). Jika kita mengurangi kecepatan, maka kita akan berhenti ditengah jalan karena kelelahan. Orang yang naik sepeda dengan kecepatan lambat, dia akan merasa semakin berat saat perjalanannya menanjak, akhirnya akan berhenti. Jadi, jangan pernah kurangi/kendurkan kecepatan, malah harus tambah kecepatan agar tidak berhenti saat menanjak melawan arus dosa.

1.1. Arus Kendur
Kencang=>Kendur=>Putus(Mengundurkan diri)
Kendur ini berarti ikatan yang tidak tegang, tetapi masih terikat. Inilah adalah fase peralihan dalam kejatuhan putra-putra Allah. Iblis memang menggunakan kata ini untuk menjatuhkan orang beriman. Jika iblis bermain dengan serangan frontal, maka tidak akan bisa mengalahkan manusia. Oleh karena itu, iblis memakai cara halus untuk menjatuhkan kita. Hati-Hati!!
Ada 3 tahap kejatuhan manusia:
a. Mengurangi (kendur)
Ruangan suci mempunyai 3 alat, yaitu: Meja roti pertunjukan, mezbah dupa, dan pelita emas. Meja roti melambangkan Firman Allah. Mezbah dupa cerita tentang doa, sedangkan pelita emas cerita tentang menjadi terang dalam pelayanan. 3 hal ini mulai dikurangi karena kesibukan, sekolah, uang, dll. Hal ini tidak terlihat undur dari Tuhan karena masih terikat, masih ke gereja, pelayanan, dll. Inilah fase peralihan tersebut. Iblis memenangkan 1 step kejatuhan orang beriman secara halus. Kita harus hati-hati! Jangan beri kesempatan(Ef4:27).
b. Melawan
Jika mulai kendur, kita akan mulai melawan atau memberontak. Di halaman terdapat mezbah korban bakaran. Alat ini cerita tentang pembakaran kayu dan korban daging. Proses mematikan daging dengan pikul salib mulai dihentikan. Ini jelas melawan kehendak Allah, tetapi mulai dilakukan. Jika dulu jujur, sekarang mulai bohong, dll. Salib Kristus mulai dilawan karena ingin mendapat sesuatu dalam dunia ini. Persungutan banyak keluar di tahap ini. Tanda kedua ini adalah akhir fase peralihan.
c. Mengundurkan diri
Jika tetap keras hati, maka orang beriman akan undur dari Tuhan dengan keluar dari halaman kemah suci. Kekristenan juga ditukar dengan dunia ini. ini adalah fase pembuangan keselamatan (Gal3:3).

2. Menyala-nyala di dalam Roh
Ini adalah kunci pengencangan rohani. Roh kudus adalah Roh yang membuat kita jadi terbakar. Petrus yang semula sangat takut bersaksi (Luk22:54-62), menjadi berani (Kis2:14-36). Kunci agar kita tetap berapi-api melayani Tuhan adalah tinggal di dalam dimensi Roh. Hal ini berarti tidak mau lepas dari Roh kudus. Kita mau diikat oleh Roh Kudus(Yoh21:18). Roh kudus menjadi suatu dunia tersendiri. Contoh: blackberry telah membuat suatu dunia sendiri dalam berkomunikasi, sehingga orang jadi ketagihan berkomunikasi dengan blackberry. Kita juga harus ketagihan dengan Roh Kudus, sehingga dunia ini tidak kita anggap, hanya Roh Kudus saja. Kita harus bisa mencapai fase dipakaikan(Green)/diliputi(KJV)/diperlengkapi(TB), (yunani: enduo Luk24:49) oleh kuasa Roh Kudus, sehingga menjadi dunia tersendiri, yaitu dunia Ilahi. Keadaan seperti inilah yang membuat kita terus menyala-nyala dalam Tuhan, tidak akan bisa undur(Yoh10:28-30). Orang yang undur dari Tuhan itu bukan berarti Tuhan gagal atau tidak mampu menjaga kita, tetapi kita yang mau lepas dari tangan Tuhan. Kita yang keluar dari dunia ilahi, sehingga ditelan iblis (1Pet5:8). Allah tidak mungkin gagal. Dia mampu membawa kita sampai ke akhir(Fil1:6) asal kita tidak melepaskan diri dari tangan Allah.

3. Melayani Tuhan
Sumber api Roh Kudus itu ada dalam pelayanan(Yoh2:17KJI). Pelayanan ini seperti kipas bagi arang-arang(kita) agar terus menyala-nyala. Hal ini bisa terjadi karena dalam pelayanan terdapat minyak urapan dan ini yang membakar dan membuat api itu bertambah besar sampai membakar habis waktu, tenaga, pikiran, daging,dll kita. Jangan heran melihat orang yang mempunyai banyak waktu buat Tuhan. Hal ini terjadi karena semuanya dihabiskan untuk mendapatkan waktu buat Tuhan. Maka dari itu, pelayanan harus dilakukan dengan benar. Jika tidak, maka tidak ada urapan, sehingga api itu semakin lama semakin padam. Hal ini yang membuat bintang-bintang dilangit jatuh(wah12:4), yaitu orang beriman, bahkan mereka yang kelihatannya sangat besar dan hebat pelayanannya seperti bintang di langit.
Sebuah pelita dalam kemah suci bisa tetap menyala jika terus dijaga minyaknya(Kel27:20-21). Minyak yang dipakai untuk menyalakan pelita adalah minyak zaitun yang murni. Minyak zaitun ini cerita tentang pengurapan dari Roh Kudus(zak4). Minyak ini yang mampu menjaga api Roh Kudus tetap menyala menyinari sekeliling kita.
Bagaimana mengeluarkan minyak?dengan cara menumbuk buah pohon zaitun(Kel27:20). Ini cerita tentang penyangkalan diri untuk mendapat minyak. Daging harus dimatikan agar menghasilkan minyak urapan yang membakar rohani kita. Kematian daging harus sampai pada tahap habis(yunani:katargeo Rom6:6), sehingga minyak urapan terus mengalir tanpa batas. Saat kita mau menderita karena salib Kristus, maka minyak itu akan keluar dan menyalakan pelita. Hasil dari pikul salib adalah kemuliaan Allah yang membawa terang di sekitar kita. Pelayanan adalah proses penyiksaan daging. Contoh:dicaci maki, tidak dianggap, gesekan dari rekan sepelayanan, direndahkan, dll. Hal-hal ini menyakitkan bagi daging, tetapi justru menumbuk buah zaitun (kita), sehingga mengeluarkan minyak yang menyalakan pelita. Semuanya itu kita rela lakukan karena cinta pada Tuhan dan ingin menjadi berkat bagi sekeliling kita. Penyangkalan diri tidak terbatas pada menyangkali sifat daging, tetapi juga keinginan daging, seperti: ingin puji, perkara-sia-sia, dll. Kita harus tekun mencari perkara-perkara di atas(kol3:1), seperti berdoa, baca Alkitab, ibadah, dll. semuanya ini menghasilkan minyak urapan dari Roh Kudus dan api Roh Kudus akan terus membakar, sehingga pelita tetap menyala. Jadi, pelayanan adalah tempat menumbuk buah zaitun. Jika kita tidak mau ditumbuk di dalam pelayanan, maka pelayanan tidak akan ada urapan, jadi hambar, sehingga mengecewakan jiwa-jiwa yang kita layani(Rom2:24).
Pengurapan 2 pohon zaitun(Zak4:1-14) adalah fase puncak dari kematian daging, sehingga api Roh Kudus begitu menyala-nyala dalam hidup kita. Akibatnya, keluar semua karunia-karunia Roh yang menghasilkan impact yang dahsyat pada sekeliling kita. Ini adalah tujuan Allah di akhir zaman, yaitu menjadikan putra-putraNya bersinar terang seperti bintang-bintang(Fil2:15) dengan pengurapan tanpa batas.

4. Kesimpulan
Kunci menyala-nyala dalam Roh adalah persediaan minyak. Semakin kita rela ditumbuk, hidup akan semakin berapi-api dalam Tuhan dan pelayanan akan penuh kuasa Allah yang membawa berkat bagi sekeliling kita. Jadi, teruslah pikul salib, hidup dalam kesucian karena Allah ingin memakai kita. Jangan sia-siakan kesempatan karena kita akan menjadi sesuatu untuk mempengaruhi dunia dan menggenapkan rencana Allah. Jangan sampai keselamatan kita ditukar dengan dunia yang fana ini. Teruslah menyala-nyala di dalam Tuhan sampai DIA datang dan mengangkat kita semua, bahkan menjadi sempurna seperti Kristus. Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Forum Pertanyaan...Saya akan menjawabnya.


ShoutMix chat widget